Sebelumnya PDI Perjuangan cukup gencar melontarkan serangan kepada Jokowi terkait sikap politiknya yang dianggap condong mendukung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Serangan itu semakin marak setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan mengabulkan sebagian gugatan syarat batas usia capres-cawapres yang menyatakan berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
Putusan kontroversial itu dibacakan pada 16 Oktober 2023 lalu.
Dengan landasan putusan MK itu Gibran yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan ketika itu merupakan kader PDI Perjuangan kemudian dipasangkan dengan Prabowo sebagai capres-cawapres.
Baca juga: Kaesang Bingung, TPN Minta Putra Bungsu Jokowi Itu Tak Perlu Urusi Ganjar
Anwar Usman yang ketika itu masih menjabat Ketua MK kemudian diadukan karena dugaan melanggar etik.
Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) kemudian memutuskan Anwar terbukti melakukan pelanggaran etik berat dan memberhentikannya dari jabatan Ketua MK.
Presiden Jokowi pun dikritik bertubi-tubi karena dianggap membiarkan Gibran melenggang menjadi cawapres meski putusan MK dianggap cacat moral karena melanggar etik.
Akan tetapi, lambat laun sikap PDI Perjuangan terhadap Jokowi seakan mulai melunak.
Baca juga: Optimistis soal Target 40 Persen Suara di Jabar, Ganjar: Masyarakat Sudah Sampaikan Perasaannya
Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu menilai kandidat yang mereka perjuangkan justru yang paling mirip dengan sosok Jokowi.
Menurut Sandiaga, hal itu bisa terlihat dari cara Ganjar melakukan pendekatan terhadap masyarakat saat menghadapi persoalan.
"Pak Ganjar ini kan adalah sosok pemimpin yang paling mirip sama Pak Jokowi dari segi pendekatan yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat set, cepat geraknya," ujar Sandiaga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
"Saya menyebutnya (sebagai) Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi (di) 2024," lanjutnya.
Baca juga: Ganjar: Saya Bersama Pak Mahfud Tidak Ada Beban Masa Lalu
Menurut Sandiaga, Ganjar menyuarakan masyarakat yang menginginkan percepatan pembangunan tetapi didukung pemerintahan yang bersih.
"Arah pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemerintahan Pak Jokowi periode pertama dan kedua ini diyakini akan meningkatkan kesejahteraan, membuka lapangan kerja dan menjaga harga-harga kebutuhan pokok," kata Sandiaga.
"Perbaikan koreksinya adalah bagaimana Pemerintahan bersih yang lebih diutamakan. Pemerintahan yang bebas korupsi menjadi perhatian," tegasnya.