Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Prabowo-Gibran Tinggi meski Jarang Kampanye, Pengamat: Kekuatan Mesin Politik dan Relawan

Kompas.com - 15/12/2023, 17:39 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, ada sejumlah alasan yang membuat paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tetap memiliki elektabilitas tinggi meski jarang kampanye.

Pertama, dari sisi infrastruktur mesin politik, paslon ini lebih unggul dibandingkan dua paslon lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Terutama dari sisi pergerakannya yang dinilainya lebih agresif bergerak.

“Secara postur kekuatan juga memang relatif lebih besar,” kata Umam saat dihubungi, Jumat (15/12/2023).

Hal ini, kata dia, tidak terlepas dari jumlah partai politik yang mendukung paslon ini, yang mencapai sembilan parpol. Kesembilannya yaitu Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.

Baca juga: Cakra Data: Tren Percakapan dan Sentimen Negatif Prabowo Paling Tinggi di Medsos Pasca-debat

Kemudian, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima)

“(Mereka) punya 45 persen, lalu disusul (pasangan) nomor urut 1 punya 29 persen. Lalu terakhir nomor urut 3 dengan kekuatan mesin partai politik dengan basis kursi di parlemen sekitar 25 persen. Gapnya berarti cukup besar,” tutur Umam.

Umam mengatakan, pasangan Prabowo-Gibran juga di-backup jaringan relawan. Salah satunya, kelompok relawan pendukung Presiden Joko Widodo yang pada Pemilu 2019 lalu turut memenangkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Sehingga kemudian efek dominonya juga lebih besar,” kata Umam.

Faktor kedua adalah efek dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berkali-kali, Prabowo mengatakan bahwa ia akan melanjutkan program-program Jokowi dan merupakan bagian dari “tim Jokowi”.

Baca juga: Penyerang Penjaga Rumah Dinas Kapolri Sebelumnya Datangi Kediaman Prabowo, tetapi Diusir

“Mereka (kubu Prabowo-Gibran) enggak perlu kampanye lebih banyak, karena kubu nomor urut 1 narasinya kontra, kubu nomor urut 3 narasinya agak gamang. Di satu sisi bersikap kritis, di sisi lain bersikap pro terhadap keberlanjutan,” kata Umam.

“Relatif lebih mudah bagi publik untuk mencerna bahwa keberlanjutan Jokowi itu lebih konsisten terlihat di kubu 02,” kata pengamat politik dari Universitas Paramadina itu.

Tidak turunnya Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Gibran sebagai Wali Kota Surakarta, menurutnya, juga merupakan strategi yang menguntungkan mereka.

Misalnya, ketika Gibran salah mengucapkan “asam folat” menjadi “asam sulfat”.

“Maka dengan tidak mundur dari jabatan, (jarang kampanye) digunakan sebagai strategi mereka untuk meminimalisir potensi error,” ucap Umam.

Namun demikian, Umam menilai, kubu Prabowo-Gibran juga tetap perlu lebih intens lagi untuk kampanye.

Baca juga: Prabowo Pimpin Rakornas Internal Partai Gerindra Hari Ini

“Kalau mereka sifatnya hanya take for granted seperti saat ini, kampanye terbatas, ngomong terbatas, ini berpotensi memunculkan dua ancaman,” kata Umam.

Pertama, tidak bisa memenangkan Pilpres 2024 satu putaran seperti yang mereka harapkan selama ini.

Kedua, memberikan ruang kepada capres-cawapres lain yang lebih agresif dalam menjalankan mesin infrakstruktur pemenangan.

Terbaru, dalam survei Litbang Kompas, Prabowo-Gibran berada di urutan pertama dengan perolehan elektabilitas 39,3 persen, sedangkan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16,7 persen dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 15,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com