KELUARGA Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Keluarga yang sepatutnya menjadi pranata perlindungan sosial dan cinta kasih individu-individunya ternyata dalam beberapa kasus tidak berfungsi demikian.
Pekan ini, misalnya, Jakarta dibuat menangis. Seorang ayah (diduga) telah membunuh empat anak kandungnya di bilangan Kebagusan-Jagakarsa Jakarta Selatan pada Minggu 3 Desember 2023, setelah sebelumnya melakukan penganiayaan (KDRT) kepada sang istri.
Peristiwa ini membuat hari nurani kita terkoyak. Ini bukan sekadar kejahatan belaka, namun adalah suatu tragedi kemanusiaan, bahkan musibah peradaban.
Di Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada 7 September 2023, seorang suami berinisial N (25) menggorok leher istrinya M (24) hingga tewas.
M meninggalkan dua anak balita yang masih kecil dan N terancam mendekam di penjara dalam waktu lama.
Perbuatan sadis N didahului KDRT sebulan sebelumnya yang terjadii akibat percekcokan antarsuami istri tersebut. Ditengarai masalah ekonomi menjadi pemicunya.
Di Depok pada 10 Agustus 2023, warga-pun dibuat menangis. R (23), seorang anak tega membunuh ibu kandungnya bernama S (43) dan nyaris membunuh ayahnya B (49) akibat tudingan penggelapan uang dari bisnis keluarga.
R gelap mata dan dan melakukan kejahatan tersebut di rumah mereka persis pada pagi hari.
Tak hanya pihak perempuan yang jadi korban. Di Kecamatan Paron, Ngawi-Jawa Timur, seorang istri bernama APL (35) dijadikan tersangka karena mengaku membunuh suaminya, AR (47), dengan menggunakan palu ketika korban tengah tidur pada 18 Februari 2023.
Di Kecamatan Kunjang, Samarinda-Kalimantan Timur, SA (50) seorang istri, mengaku telah membunuh suaminya, N (52), dengan memukul N berkali-kali menggunakan alu pada 29 Desember 2022 ketika korban tengah tidur.
Pangkal masalahnya adalah SA tidak terima tudingan N bahwa dia telah berselingkuh dengan menantunya.
Pembunuhan keluarga yang termasuk paling sadis terjadi di Desa Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung pada Oktober 2021.
Lima anggota keluarga masing-masing-masing seorang kakek bernama Z, nenek bernama SR, dua anak laki-lakinya (W dan J) dan satu cucunya Z berusia 5 tahun dibunuh oleh anak kandung Z bernama E (38) dan cucu Z bernama DW (17).
Tragisnya kejadian tersebut baru diketahui satu tahun kemudian pada Oktober 2022.
Karena empat dari lima mayat dibuang ke dalam septic tank dan dicor semen di belakang rumah korban Z. Sementara satu mayat (J) dikubur di kebun.