Tindakan kejam E dan DW ditengarai karena motif penguasaan harta dari korban Z.
Dan masih banyak lagi kisah sedih dari seluruh belantara Indonesia terkait kekerasan dalam lingkungan keluarga.
Tidak semua memang melibatkan pembunuhan. Sebagian adalah penganiayaan dari yang ringan hingga yang berat.
Ataupun bentuk KDRT yang lain seperti kekerasan verbal, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran rumah tangga.
Seringkali kasus KDRT yang tidak sampai menimbulkan korban tewas ataupun luka berat tidak sampai diketahui aparat penegak hukum, ataupun publik. Lazimnya dilakukan secara tertutup di dalam rumah dan tidak ada atau minim saksi yang mengetahui perilaku tersebut.
Hal ini menjadi gunung es dari kasus-kasus KDRT. Apa yang dilaporkan adalah tidak lebih banyak dari angka yang sebenarnya terjadi.
Pembunuhan keluarga (familicide) adalah jenis pembunuhan atau pembunuhan-bunuh diri di mana seseorang membunuh beberapa anggota keluarga dekat secara berurutan, paling sering adalah anak-anak, pasangan, saudara kandung, atau orang tua.
Dalam sebagian kasus, si pembunuh akhirnya bunuh diri dalam bentuk pembunuhan-bunuh diri. Jika seluruh anggota keluarga dibunuh, kejahatan tersebut dapat disebut sebagai pemusnahan keluarga (family annihilation).
Familicide dapat terjadi karena beberapa faktor. Denise Buiten (dalam The Convesation, 25/2/ 2020) menyebutkan bahwa familycide adalah kejahatan yang berbasis gender (gender-based violence).
Kekerasan yang terutama didorong oleh dimensi sosial dan struktural gender. Ini berarti gender memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang melakukan kekerasan, siapa yang menjadi sasaran, bagaimana dan mengapa.
Dalam kasus pembunuhan keluarga, penelitian menunjukkan bahwa pembunuhan tersebut hampir secara eksklusif dilakukan oleh laki-laki dalam hubungan keluarga heteroseksual. Riwayat kekerasan dalam rumah tangga merupakan faktor risiko utama.
Namun pembunuhan keluarga tidak selalu didahului dengan kekerasan. Keinginan dan rasa berhak untuk mengontrol – terutama atas keuangan dan “unit” keluarga – adalah hal yang umum.
Pembunuhan keluarga sering kali terjadi ketika hilangnya kendali atas wilayah-wilayah tersebut, terutama oleh “kepala rumah tangga” laki-laki.
Hilangnya kendali atas domain “maskulin” merupakan inti dari pembunuhan keluarga, meskipun tidak ada riwayat kekerasan dalam rumah tangga yang jelas.
Beberapa pelaku yang tindakannya mungkin tampak “tiba-tiba” telah dijelaskan dalam penelitian bahwa kehidupan mereka terurai dengan cara yang sangat terkait dengan identitas gender mereka. Kemudian, pembunuhan keluarga biasanya sudah direncanakan sebelumnya (premeditated)