Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Partai Golkar: Pengaruh Soeharto dan Sepak Terjang di Era Orde Baru-Reformasi

Kompas.com - 09/12/2023, 13:21 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golongan Karya (Golkar) merupakan satu dari 18 partai politik (parpol) nasional peserta Pemilu 2024. Golkar menjadi salah satu partai politik tertua di Indonesia.

Partai berlambang pohon beringin itu pernah berkuasa selama puluhan tahun di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Hingga kini, nama Golkar masih berkibar.

Sejarah

Golkar lahir dari kolaborasi gagasan tiga tokoh, yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Dikutip dari laman resmi Partai Golkar, ketiganya mengajukan gagasan integralistik-kolektivitis sejak tahun 1940.

Saat itu, gagasan tiga tokoh ini dinamakan Golongan Fungsional. Nama tersebut baru diubah dalam bahasa Sansekerta menjadi Golongan Karya pada 1959.

Pada awal berdiri, Golkar bukan merupakan sebuah partai, melainkan perwakilan golongan. Ide awal Golkar yaitu sebagai sistem perwakilan atau alternatif dan dasar perwakilan lembaga-lembaga representatif.

Perwakilan ini diharapkan bisa merepresentasikan keterwakilan kolektif sebagai bentuk demokrasi. Wujud demokrasi inilah yang kerap disuarakan oleh Soekarno, Soepomo, maupun Ki Hadjar Dewantara.

Baca juga: Survei Indikator Politik: Elektabilitas PDI-P Tertinggi, Disusul Gerindra dan Golkar

Golkar baru beralih menjadi sebuah partai politik pada akhir kepemimpinan Soekarno pada tahun 1964. Ini bermula dari pendirian Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) oleh Soeharto.

Sekber Golkar menaungi puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan. Ketika itu, Sekber Golkar dibentuk sebagai partai politik untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kepemimpinan

Pada awal berdirinya, Golkar lebih bertumpu pada kepemimpinan militer. Ini dibuktikan dari para perwira TNI yang menjabat ketua umum partai tersebut.

Sebutlah Brigjen TNI (Purn) Djuhartono (1964-1967), Mayjen TNI Suprapto Sukowati (1967-1972), Mayjen TNI Amir Murtono (1972-1983), Letjen (Purn) Sudharmono (1983-1988), dan Letjen (Purn) Wahono (1988-1993). Gaya ini tak lepas dari pengaruh Soeharto yang tak lain merupakan pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda.

Kursi ketua umum Golkar baru diisi oleh kalangan sipil ketika Harmoko menjabat (1993-1998). Harmoko yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan itu merupakan politisi sipil pertama yang dipercaya Soeharto menjadi Ketua Umum Golkar.

Pada era kepemimpinan Harmoko itu, kekuasaan Orde Baru runtuh. Saat itu, gelombang protes mahasiswa dan masyarakat sipil mendesak Soeharto mundur dari tampuk kekuasaan tertinggi.

Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto  saat ditemui di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/11/2023).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto saat ditemui di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (9/11/2023).

Setelahnya, Golkar dipimpin oleh Akbar Tandjung (1998-2004), kemudian digantikan Jusuf Kalla (2004-2009), dan Aburizal Bakrie (2009-2016). Selama 2014 hingga 2016, sempat terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh Golkar, yang menghadapkan kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono.

Setelah era tersebut, Golkar dipimpin oleh Setya Novanto. Namun, baru setahun menjabat, Novanto terjerat kasus korupsi e-KTP.

Akhirnya, pada 2017, Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Golkar yang baru. Dalam Musyawarah Nasional Golkar 4 Desember 2019, Airlangga kembali terpilih secara aklamasi sebagai pimpinan partai beringin itu.

Hingga kini, Golkar masih dipimpin oleh Airlangga yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo.

Struktur organisasi

Dikutip dari laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Golkar memiliki 839.187 anggota. Tercatat, ada 222 orang yang menjadi anggota pengurus partai tersebut.

Dari jumlah ini, 71 orang atau 31,98 persen di antaranya merupakan perempuan. Berikut susunan kepengurusan PKS masa jabatan 2019-2024:

  • Ketua Umum: Airlangga Hartarto
  • Sekretaris: Lodewijk F Paulus
  • Bendahara: Dito Ganinduto
  • Wakil Ketua Umum (Madya): Bambang Soesatyo
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Perekonomian): Agus Gumiwang Kartasasmita
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Politik, Hukum Dan Keamanan): Azis Syamsuddin
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Kepartaian): Kahar Muzakir
  • Wakil Ketua Umum (Pratama): Nurdin Halid
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Hubungan Kelembagaan): Melchias M. Mekeng
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Pemenangan Pemilu): Ahmad Doli Kurnia
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Badan Bencana Alam): Roem Kono
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Penggalangan Strategis): Rizal Mallarangeng
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Kesejahteraan Rakyat): Hetifah Sjaifudian
  • Wakil Ketua Umum (Korbid Komunikasi Dan Informasi): Nurul Arifin
  • Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Bappilu: Ridwan Kamil

Suara di pemilu

Golkar pertama kali mengikuti pemilu pada tahun 1971. Saat itu, partai beringin berhasil memenangkan suara sebesar 62,8 persen dan mendapatkan 227 kursi di DPR.

Selama era Orde Baru, Golkar hampir selalu memenangkan pemilu. Perolehan suara partai tersebut berkisar di angka 60-70 persen.

Perolehan suara Golkar anjlok saat Pemilu 1999 atau ketika Soeharto sudah tak lagi menjabat. Saat itu Golkar “hanya” mendapat 22,43 persen suara dari total pemilh, kalah dari PDI Perjuangan yang menempati urutan pertama.

Pada Pemilu 2004, Golkar mendapat 21,57 persen suara. Meski menurun, namun, kala itu perolehan suara Golkar mengungguli PDI-P dan PKB.

Suara Golkar merosot pada Pemilu 2009 sebesar 14,45 persen. Lima tahun setelahnya atau pada Pemilu 2014, Golkar mendulang sedikit kenaikan suara menjadi 14,75 persen.

Adapun pada Pemilu 2019, Golkar mendapat 17.229.789 atau 12,31 persen suara dengan perolehan 85 kursi di DPR RI.

Baca juga: Golkar Berencana Usung Bobby Nasution jadi Gubernur Sumatera Utara

Pemilu 2024

Pada Pemilu 2024, Golkar tercatat sebagai peserta nomor urut 4. Golkar mengajukan 580 calon anggota legislatif (caleg) yang tersebar di 84 daerah pemilihan di 38 provinsi.

Dari angka tersebut, sebanyak 383 caleg merupakan laki-laki dan 197 caleg perempuan.

Pada level pemilu presiden (pilpres), Golkar mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Golkar menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, kongsi partai politik yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).

Catatan: Artikel ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian profil partai politik yang digarap di bawah topik pilihan Profil Parpol Peserta Pemilu 2024. Semua parpol mendapat kesempatan yang sama untuk kami ulas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com