Alasan terakhir yakni terkait keberlanjutan. Syaikhu berpandangan, pembangunan yang dijalankan harus memiliki dimensi antargenerasi.
Hal ini penting demi keberlanjutan melestarikan lingkungan hidup dan merawat ekologi.
Baca juga: Ahmad Syaikhu: Kalau PKS Menang, Ibu Kota Negara Tetap di Jakarta
"Pulau Kalimantan bukan sekadar paru-paru Indonesia tapi juga paru-paru dunia," kata Syaikhu.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga anggota KPP menyampaikan hal senada. Mereka memilih fokus memenangkan duet AMIN sebelum mengambil sikap soal nasib IKN Nusantara.
"Makanya kami ingin menangkan dulu (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) supaya keputusannya (tentang nasib Ibu Kota Nusantara) bisa diambil yang terbaik," ujar Jazilul saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu.
Jazilul menilai kurang tepat jika pemerintah berkeras mengutamakan proyek IKN Nusantara yang membutuhkan anggaran besar, sementara jumlah masyarakat miskin di Indonesia masih cukup banyak.
Baca juga: Pj Gubernur Kaltim Sebut OTT KPK di Kabupaten Paser, Tak Terkait IKN
Dia menilai mengutamakan program IKN Nusantara di situasi yang demikian seolah tidak sesuai dengan kompas moral.
"Etis enggak secara moral, kalau kita masyarakatnya masih banyak yang miskin, tapi kita bangun istana? Kan enggak. Gitu saja. Moral ini ya bukan soal undang-undang," ujar dia.
Menurut Jazilul, PKB sudah menyampaikan sikap beberapa waktu lalu terkait pengesahan UU IKN di DPR RI.
Menurut hemat PKB, selama dasar pembangunan IKN merujuk pada undang-undang, maka program dari Presiden Joko Widodo itu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. "Sikapnya sudah ada di DPR. Waktu itu masing-masing partai (menyampaikan pendapat). Kalau (PKB) UU kan biasa, bisa direvisi, bisa diperbaiki," ujar Jazilul.
Argumen itu diperkuat oleh pendapat Anies tentang sikapnya terkait program pembangunan IKN.
Baca juga: PKS Sebut Kritik Anies soal Proyek IKN Sejalan dengan Pandangan Partai
Dia menilai masyarakat saat ini lebih membutuhkan pemerataan pembangunan di banyak lokasi ketimbang terpusat pada satu titik.
"Yang dibutuhkan di Indonesia hari ini adalah pemerataan pertumbuhan. Di mana pembangunan itu dilakukan bukan hanya di satu lokasi, tapi di banyak lokasi," kata Anies saat ditemui di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu
Menurut Anies, pembangunan terhadap satu kawasan jangan sampai menyebabkan ketimpangan terhadap wilayah lainnya.
"Jangan sampai kita membangun hanya di satu lokasi yang justru menimbulkan ketimpangan baru. Inilah visi kita dan kita semua menyiapkan susunan programnya untuk bisa mendorong desa-desa maju, kota kecil menjadi menengah, yang menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia," kata Anies.
Baca juga: Soal IKN, Anies: Bangun Kota di Tengah Hutan Timbulkan Ketimpangan Baru
"Alokasi anggaran yang biasa disiapkan hanya untuk satu tempat kita berpandangan memang perlu dikerjakan untuk banyak tempat," lanjut dia.
(Penulis: Irfan Kamil, Rahel Narda Chaterine, Editor: Ihsanuddin, Fabian Januarius Kuwado)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.