Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu Makan Malam Ganjar di Papua, Komarudin Watubun Beri Pesan "Jas Merah"

Kompas.com - 22/11/2023, 09:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menjamu makan malam calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo di kediamannya, kawasan Yoka, Jayapura, Papua, Selasa (21/11/2023) malam.

Sejumlah tokoh Papua turut hadir dalam jamuan makan malam ini.

Komarudin menyajikan beragam hidangan khas Papua, seperti papeda, petatas, kuah ikan kuning, dan ikan bakar.

“Ini makanan khas Papua. Makna ketahanan pangan, bukan hanya berupa beras atau nasi, tetapi juga makanan dari kampung. Makanan yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk yang dari pedesaan, pedalaman," kata Komarudin kepada Ganjar, Selasa malam, dikutip dari keterangan yang diterima Kompas.com.

"Jadi, nanti kalau jadi presiden, memaknai ketahanan pangan dengan arti yang sebenarnya," ucap dia.

Baca juga: Ganjar Sebut Pembangunan SDM Harus Jadi Prioritas di Papua

Komarudin juga menitipkan pesan pada Ganjar untuk tidak melupakan sejarah sebagaimana pesan yang disampaikan Presiden Pertama RI, Soekarno atau Bung Karno.

Pesan itu kerap disingkat menjadi "jas merah" atau "Jangan sekali-kali melupakan sejarah".

Ia lantas menjelaskan tentang peristiwa sembilan tahun, tepatnya 4 Juli 2014.

Saat itu, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla, pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2014 melakukan kampanye pertama kali, dimulai dari rumah Komarudin.

"Dari rumah ini, Jokowi datang ke kampung sebelah rumah Bung Komar, bertemu dengan masyarakat sekitar. Ia telah melakukan banyak hal untuk Papua, namun sayangnya masih banyak tugas yang masih harus diteruskan oleh Pak Ganjar kalau nanti terpilih sebagai Presiden," ucap dia.

Baca juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Kunker ke Papua Barat Rabu Besok

Sebagai Ketua Pansus Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Komar menggambarkan kondisi Papua dari waktu ke waktu, termasuk yang terjadi saat ini dan harapan ke depan.

“Kita ada saat ini, karena jasa orang lain. Untuk itu, kita harus mampu meneruskan pesan dan amanah para pendahulu yang ada di Papua," kata dia.

"Pesannya sederhana, jadikan orang asli Papua bisa tegak berdiri, sejahtera, adil, dan optimistis menatap masa depannya di tanah leluhurnya,” ucap dia.

Komar mengakui, ada banyak hal yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama dalam mengelola Papua dalam bingkai NKRI.

Di samping soal keamanan dan perdamaian, ada beberapa hal yang tertuang dalam UU Otsus yang perlu jadi perhatian khusus.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com