Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Mahasiswa Stanford, Jokowi Cerita RI Punya PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 16/11/2023, 12:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Indonesia yang baru saja diresmikan minggu lalu kepada mahasiswa Stanford University di San Fransisco, Amerika Serikat, Rabu (15/11/2023).

Diketahui, Jokowi menyampaikan kuliah umum di salah satu universitas terbaik di dunia tersebut.

Kepada para mahasiswa, Jokowi mengungkapkan Indonesia kini memiliki PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara.

"Minggu lalu sebelum terbang ke AS, saya terbang ke provinsi di Indonesia yang namanya Jawa Barat. Ini salah satu provinsi yang terpadat di Indonesia yang memiliki penduduk kurang lebih 48 juta jiwa," kata Jokowi dalam kuliah umum, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Ketika Jokowi Ajak Mahasiswa Stanford Kunjungi IKN untuk Riset dan Belajar...

"Untuk meresmikan PLTS Terapung di waduk yang namanya Cirata. Ini terbesar di Asia Tenggara, pembangkit listrik tenaga surya yang kita miliki, baru saja kita buka dengan kapasitas 192 megawatt (peak/MWp)," imbuh Jokowi.

Jokowi menuturkan, Indonesia akan membangun kapasitas serupa di kota-kota lain, termasuk di Ibu Kota Nusantara. Hal ini sebagai bagian dari transisi energi baru terbarukan sebagai salah satu cara penanganan perubahan iklim.

"Kita juga akan membangun seperti ini di kota-kota yamg lain termasuk di IKN. Tadi sudah disampaikan oleh Bapak Dekan, disinggung sedikit mengenai Nusantara," ucap Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17.000 pulau dengan hampir 300 juta penduduk. Negara ini memiliki 714 suku yang berbeda-beda tradisi dan budayanya, dan memiliki lebih dari 1.300 bahasa daerah.

Baca juga: Beri Kuliah di Stanford University, Jokowi Klaim RI Berhasil Tekan Emisi dan Deforestasi

Indonesia kata dia, memiliki potensi energi hijau yang besar pula. Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk kelestarian bumi.

"Potensinya mencapai 6.300 gigawatt, dari energi matahari, air dari sungai karena kita memiliki 4.400 sungai, kemudian angin, geotermal, ombak, dan energi bio," tutur Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini juga menceritakan tentang Ibu Kota Nusantara. IKN yang kemungkinan selesai dibangun dalam kurun waktu 15-20 tahun mendatang ini adalah sebuah kota pintar berbasis hutan.

Sebanyak 70 persen areanya adalah area hijau, yang akan menggunakan energi hijau pula, baik dari matahari, air, maupun angin.

Baca juga: Jokowi Sebut Dana Perubahan Iklim yang Berbentuk Utang Tambah Beban Negara Berkembang

"Yang pertama kita bangun saat akan membangun Ibu Kota Nusantara ini adalah membangun nursery center, membangun botanical center yang berkapasitas 15 juta bibit pohon per tahunnya. Yang itu nanti akan kita tanam setiap tahunnya di Ibu Kota Nusantara dan di Pulau Kalimantan," jelas Jokowi.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi dan rombongan terbatas telah berada di Amerika sejak Minggu (12/11/2023). Ia saat ini berada di San Fransisco, AS dan berkesempatan memberikan kuliah umum di Stanford University.

Jokowi juga sempat bertemu dengan Presiden Joe Biden dan memberikan kuliah umum di Georgetown University saat berada di Washington DC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com