Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Identifikasi Pemda yang Simpan Uang Kas Daerah di Bank Swasta Milik Kepala Daerah

Kompas.com - 10/11/2023, 22:08 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan telah mengidentifikasi sejumlah pemerintah daerah (Pemda) yang menyimpan uang kas daerahnya di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) swasta milik kepala daerah.

Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan mengungkapkan, informasi tersebut setelah melakukan audiensi dengan Asosiasi bank Daerah (Asbanda) di Gedung Merah Putih KPK.

Pahala mengatakan, seharusnya uang kas daerah itu disimpan di Bank Pembangunan Daerah (BPD), bank di bawah naungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Pemerintah daerah yang masih menyimpan dananya di luar di luar BPD, termasuk di BPR yang punyanya kepala daerah. Nah, itu sudah kita identifikasi ada berapa,” kata Pahala dalam konferensi pers di KPK, Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Sidang Putusan Praperadilan Syahrul Yasin Limpo Vs KPK Digelar Selasa Pekan Depan

Meski demikian, Pahala mengaku bahwa pihaknya masih menghitung jumlah Pemda yang menyimpan kas daerahnya di BPR kepala daerah sendiri, termasuk di bank nasional.

Menurutnya, data tersebut di antaranya didapatkan dari laporan yang disampaikan Asbanda.

KPK lantas menyayangkan tindakan para kepala daerah yang tidak menyimpan kas Pemda di BPD meskipun bunga dan pelayanannya sama.

Padahal, Pahala mengatakan, ketika Pemda menyimpan uangnya di BPD maka pemerintah setempat akan mendapatkan deviden atau keuntungan.

“Ini lagi didata dan minggu depan kita ingatkan Pemda Pemda, karena seharusnya dia menyimpan di BPD," ujarnya

Baca juga: Rapat Koordinasi KPK dengan Polda Metro Bakal Bahas Supervisi Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Dalam pertemuan tersebut, KPK juga mendapatkan laporan terkait ketidakjelasan Pemda dalam mengelola beberapa perangkat digitalisasi.

Padahal, perangkat tersebut berdampak signifikan pada Penerimaan Asli Daerah (PAD).

Ia mencontohkan, salah satunya adalah digitalisasi parkir di Sulawesi Utara. Setelah sistem itu diterapkan, pemasukannya meningkat sampai 3.000 persen.

Namun, ketika perangkat digitalisasi parkir itu rusak, Pemda justru tidak lagi peduli. Di saat yang bersamaan, BPD merasa rugi karena telah menggelontorkan investasi untuk sistem tersebut.

“Dari semua itu (perangkat digitalisasi) disewa atau dibuat, ternyata enggak dipakai, jadi penerimaan rendah,” kata Pahala.

“Kita juga bingung kok Pemdanya malah enggak tertarik. Kan PAD-nya tinggi?” ujarnya lagi.

Baca juga: Sri Mulyani Beri Reward ke Pemda yang Berhasil Tekan Inflasi

Halaman:


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com