Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

PSI Memang Beda, Muda tapi Pro-Status Quo

Kompas.com - 07/11/2023, 06:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejatinya susah untuk menjelaskan hal tersebut. Bagaimana bisa diaku sebagai "kebaruan", jika ternyata dalam tataran praksis PSI justru ingin digandeng oleh sesuatu yang lama, yakni kekuasaan yang sedang berkuasa.

Di sinilah logika di mana PRD jauh lebih layak mendapat kredit point ketimbang PSI.

Kemudian, apakah kebaruan tersebut berupa cara dan gaya? Cara yang lebih digitalized, milenial, atau gaul, misalnya?

Rasanya semua partai politik, termasuk penguasa yang sedang berkuasa, juga sudah bermain di ranah yang sama.

Sehingga tak bisa tidak, sebenarnya yang dibawa oleh PSI bukan kebaruan, tapi hanya "partai baru" yang ingin mendirikan kamar kekuasaan baru di dalam kekuasaan lama, yang ternyata tugas utamanya adalah menjadi pengawal politik di saat lawan-lawan penguasa lama mencoba mengusik ketenangan kekuasaan yang ada.

Atau apakah PSI sebenarnya hanya wajah baru yang dipakai oleh wajah-wajah lama untuk menunggangi pergeseran demografis sebagaimana yang sedang terjadi di hari ini, untuk tetap bisa eksis di dalam permainan kekuasaan? Hanya PSI dan Tuhan yang mengetahuinya.

Namun menjelang perhelatan politik 2024 nanti, PSI kembali secara nyata dan terang-terangan telah membuktikan itu.

PSI mencari aman dengan menggandeng tangan kekuasaan dan menjadikannya Ketua Umum secara tiba-tiba, lalu secara "tanpa tedeng aling-aling" menempel kepada pasangan calon yang diproyeksikan akan mendapat mandat dari penguasa Istana.

Bandingkan dengan partai politik yang didirikan oleh Emmanuel Macron di Perancis pada 2016 lalu. Partai yang belum lama ini berganti nama menjadi Renaissance (RE), di mana sebelumnya dikenal dengan nama La République En Marche (sering disingkat LREM, LaREM atau REM, yang berarti 'Republik Bergerak) adalah partai politik Perancis berhaluan tengah dan liberal yang lahir di antara perseteruan kekuatan Kiri dan Kanan di La France julukan lain untuk negara Perancis.

Jadi Renaissance /RE dan Macron memang lahir sebagai kekuatan baru yang mendobrak tradisi pembelahan politik akut di Perancis.

Sehingga sangat wajar jika RE langsung diterima dengan antusias oleh para pemilih Perancis yang kemudian membawa RE mendapatkan jumlah kursi signifikan di Parlemen, lalu mengantarkan Emmanuel Macron menjadi presiden muda Perancis.

Dengan kata lain, PSI adalah partai politik yang terlahir sungsang karena ditopang oleh konstruksi logika dan tanggung jawab historis yang bertentangan dengan semangat kemudaan anak muda di satu sisi dan tidak simetris dengan idealitas kelahiran parpol di sisi lain.

Padahal, sebagaimana dikatakan oleh anggota senator kritis Amerika Serikat, Elizabeth Warren, “Young people have the ability to challenge the status quo and push for progressive reforms.”

Bahkan, mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, suatu waktu pernah mengatakan bahwa “The power of youth in politics lies in their ability to bring about transformational change and challenge outdated systems.”

Jadi kesimpulannya adalah bahwa PSI sejatinya memang berbeda, tapi bukan dengan perbedaan sebagaimana seharusnya.

PSI berbeda karena muda, labil, dan Pro-Status Quo, perbedaan yang membuatnya tak layak disetarakan dengan Renaissance dan Emmanuel Macron, tapi justru layak diposisikan sekamar dengan Partai Golkar yang "bucin" tanpa konteks kepada kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com