Sejatinya susah untuk menjelaskan hal tersebut. Bagaimana bisa diaku sebagai "kebaruan", jika ternyata dalam tataran praksis PSI justru ingin digandeng oleh sesuatu yang lama, yakni kekuasaan yang sedang berkuasa.
Di sinilah logika di mana PRD jauh lebih layak mendapat kredit point ketimbang PSI.
Kemudian, apakah kebaruan tersebut berupa cara dan gaya? Cara yang lebih digitalized, milenial, atau gaul, misalnya?
Rasanya semua partai politik, termasuk penguasa yang sedang berkuasa, juga sudah bermain di ranah yang sama.
Sehingga tak bisa tidak, sebenarnya yang dibawa oleh PSI bukan kebaruan, tapi hanya "partai baru" yang ingin mendirikan kamar kekuasaan baru di dalam kekuasaan lama, yang ternyata tugas utamanya adalah menjadi pengawal politik di saat lawan-lawan penguasa lama mencoba mengusik ketenangan kekuasaan yang ada.
Atau apakah PSI sebenarnya hanya wajah baru yang dipakai oleh wajah-wajah lama untuk menunggangi pergeseran demografis sebagaimana yang sedang terjadi di hari ini, untuk tetap bisa eksis di dalam permainan kekuasaan? Hanya PSI dan Tuhan yang mengetahuinya.
Namun menjelang perhelatan politik 2024 nanti, PSI kembali secara nyata dan terang-terangan telah membuktikan itu.
PSI mencari aman dengan menggandeng tangan kekuasaan dan menjadikannya Ketua Umum secara tiba-tiba, lalu secara "tanpa tedeng aling-aling" menempel kepada pasangan calon yang diproyeksikan akan mendapat mandat dari penguasa Istana.
Bandingkan dengan partai politik yang didirikan oleh Emmanuel Macron di Perancis pada 2016 lalu. Partai yang belum lama ini berganti nama menjadi Renaissance (RE), di mana sebelumnya dikenal dengan nama La République En Marche (sering disingkat LREM, LaREM atau REM, yang berarti 'Republik Bergerak) adalah partai politik Perancis berhaluan tengah dan liberal yang lahir di antara perseteruan kekuatan Kiri dan Kanan di La France julukan lain untuk negara Perancis.
Jadi Renaissance /RE dan Macron memang lahir sebagai kekuatan baru yang mendobrak tradisi pembelahan politik akut di Perancis.
Sehingga sangat wajar jika RE langsung diterima dengan antusias oleh para pemilih Perancis yang kemudian membawa RE mendapatkan jumlah kursi signifikan di Parlemen, lalu mengantarkan Emmanuel Macron menjadi presiden muda Perancis.
Dengan kata lain, PSI adalah partai politik yang terlahir sungsang karena ditopang oleh konstruksi logika dan tanggung jawab historis yang bertentangan dengan semangat kemudaan anak muda di satu sisi dan tidak simetris dengan idealitas kelahiran parpol di sisi lain.
Padahal, sebagaimana dikatakan oleh anggota senator kritis Amerika Serikat, Elizabeth Warren, “Young people have the ability to challenge the status quo and push for progressive reforms.”
Bahkan, mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, suatu waktu pernah mengatakan bahwa “The power of youth in politics lies in their ability to bring about transformational change and challenge outdated systems.”
Jadi kesimpulannya adalah bahwa PSI sejatinya memang berbeda, tapi bukan dengan perbedaan sebagaimana seharusnya.
PSI berbeda karena muda, labil, dan Pro-Status Quo, perbedaan yang membuatnya tak layak disetarakan dengan Renaissance dan Emmanuel Macron, tapi justru layak diposisikan sekamar dengan Partai Golkar yang "bucin" tanpa konteks kepada kekuasaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.