Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Patut Awasi Komitmen Netral Jokowi di Pilpres 2024

Kompas.com - 31/10/2023, 20:49 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diajak bersikap kritis dan berperan aktif mengawasi komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) buat bersikap netral dalam proses pergantian kepemimpinan melalui pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Menurut pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, masyarakat berhak mengingatkan dan menjaga praktik demokrasi dengan mengawasi kebijakan dan sikap penguasa atau petinggi negara.

"Kalau tadi kita anggap sebagai janji atau komitmen dari presiden untuk menjaga netralitas, itu harus kita awasi," kata Hamdi seperti dikutip dari tayangan program Kompas Malam di Kompas TV, Senin (30/10/2023).

Jaminan netralitas Presiden Jokowi dalam pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2024 dinilai penting karena anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi salah satu peserta. Gibran sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: PKS Berharap Makan Siang Jokowi dan 3 Capres Bukan Hanya untuk Pencitraan

Hamdi juga mengajak masyarakat tidak sepenuhnya percaya terhadap janji para politikus atau aparat pemerintahan, termasuk Presiden Jokowi.

Maka dari itu, Hamdi menilai masyarakat harus terlibat mengawasi proses politik supaya setelah selesai bisa mendapatkan pemimpin yang sesuai harapan.

"Kita tidak boleh, dalam demokrasi juga tidak ada semacam percaya buta. Tugas kita adalah tetap mengawasi. Menaruh harapan tapi juga tidak boleh...reasonable doubt, keraguan yang beralasan, bahwa suatu saat kalau tidak kita awasi, bisa saja hal-hal yang dikomitmenkan sebagai netral itu di lapangan tidak jalan," ujar Hamdi.

Seperti diberitakan sebelumnya, jamuan makan itu digelar di sebuah ruangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (30/10/2023). Keempat tokoh itu duduk di sebuah meja bundar yang di atasnya tersaji berbagai menu yang menggugah selera yakni nasi putih, Soto Lamongan, Ayam Kodok, Sapi Lada Hitam, dan Bebek Panggang.

Baca juga: 4 Catatan Penting dari Pertemuan Makan Siang Jokowi, Prabowo, Ganjar, dan Anies

Selain itu tampak juga Cumi Goreng, Udang Goreng Telur Asin, Kaylan cah Sapi, hingga sajian minuman es Laksamana Mengamuk serta Jus Jeruk.

Keempat lelaki yang mengenakan kemeja batik itu kemudian duduk melingkar menyantap makanan yang dihidangkan.

Jamuan makan siang itu diselingi perbincangan hangat ketiganya.

Usai jamuan, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada Jokowi atas undangan menghadiri kegiatan itu.

Baca juga: Politik Makan Siang Jokowi dan Pesan Netralitas dari Ganjar dan Anies


"Dan tadi kami juga ucapkan terima kasih diundang. Kalau enggak diundang kita jarang bisa kumpul ya," ujar Prabowo di hadapan awak media.

Anies juga menyampaikan pesan usai jamuan makan siang dengan Presiden Jokowi. Salah satu pesan yang ditekankan adalah soal netralitas menjelang dan saat ajang Pemilu dan Pilpres 2024.

"Tadi beliau sampaikan bahwa beliau memang mengumpulkan penjabat gubernur, bupati, bahkan akan mengumpulkan TNI, polisi, dan semua aparat untuk netral dan kami melihat itu adalah pesan penting yang bisa membuat pilpres kita besok berjalan dengan aman, damai, karena seluruh unsur penyelenggara menunjukkan sikap yang netral, yang profesional," papar Anies.

"Jadi itu salah satu yang kami sampaikan kepada beliau dan beliau merespons positif, baik, sehingga diskusi kita juga tadi lancar," sambung Anies.

Baca juga: Pesan Netralitas 3 Bacapres di Tengah Makan Siang Bareng Jokowi

Sedangkan Ganjar menyampaikan pesan supaya semua pihak ikut menjaga supaya Pemilu dan Pilpres berjalan aman dan damai.

"Beliau orang baik, insyaallah juga akan mendukung sistem demokrasi yang baik, dan mudah-mudahan tadi apa yang disampaikan oleh beliau-beliau juga insyaallah akan bisa dilaksanakan. Tugas kita, yuk kita jaga bersama-sama pemilu ini damai, para aparaturnya betul-betul imparsial, semua bisa berjalan dengan fair, dan kita bisa saling menjaga," kata Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com