Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Kekuasaan Bukan Sesuatu yang Sederhana, Anak Muda!

Kompas.com - 30/10/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keduanya, termasuk pendahulu-pendahulu presiden dari Partai Demokrat, tidak banyak memberikan warna baru di dalam tata pemerintahan atau sistem ekonomi politik Amerika Serikat.

Obama, layaknya Clinton (pun Hillary), adalah penerus perjuangan propasar dan pro elite-elite ekonomi, dengan konsesi-konsesi berupa program sosial kemasyarakatan kepada para pemilihnya.

Beberapa waktu sebelum sorak-sorai ObamaCare, misalnya, ada triliunan dollar yang disuntikkan ke dalam sistem keuangan nasional Amerika Serikat. Dan secara ideologis, memang begitulah tradisi Partai Demokrat.

Di sisi lain, dunia juga sudah melihat bagaimana nasib pendobrak seperti John Fitzgerald Kennedy Presiden ke 35 Amerika Serikat yang menyuarakan amandemen kesetaraan kulit hitam dan putih di Amerika Serikat.

Saat itu, beliau masih terbilang muda, berapi-api, dan sangat ambisius. Oleh karena itu, peran Lyndon Baines Johnson Presiden ke 36 Amerika Serikat menjadi sangat signifikan sebagai penghubung Kennedy dengan kalangan tua.

Nyatanya nasib Kennedy tak lebih baik dibanding dengan nasib pencetus ide awal amanden yang serupa, Abraham Lincoln, yakni tewas dihunjam peluru.

Kennedy terbilang lebih muda dibanding Lincoln. Keduanya berjuang untuk menyuntikkan sesuatu yang baru ke dalam tatanan ekonomi politik Amerika Serikat. Hasilnya, mereka berdua justru menjadi martir.

Masyarakat Amerika Serikat tentu sangat bersyukur, Lyndon B Johnson dengan sangat arif dan berani melanjutkan perjuangan tersebut sampai lahirnya amandemen, meski perjuangannya dikenang sangat sulit dan berliku.

Di Indonesia, dari satu transisi ke transisi lainnya, sejarah mencatat juga terdapat cukup banyak politisi muda.

Tokoh-tokoh muda pada periode transisi 1965 adalah tokoh-tokoh yang mayoritas menjadi penopang berdiri tegaknya Orde Baru.

Tak berbeda dengan era Reformasi, tokoh muda era itu, saat ini sudah menjadi penikmat-penikmat kekuasaan. Beberapa di antaranya ada pula yang sudah berstatus koruptor. Ampun!

Apakah ada yang baru? Apakah karakter kekuasaan bisa mereka ubah? Sulit rasanya untuk menjawab "iya". Rezim memang berganti, pasal-pasal fundamental di dalam perundangan lama diubah, tapi kekuasaan tetap sebagaimana mulanya.

Nyatanya tak melulu politisi muda tampil sebagai aktor perubahan. Sekumpulan anak muda, yang digadang-gadang sebagai politisi muda dengan partai baru yang juga dianggap representasi kemudaan, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), misalnya, adalah contoh menarik lainnya.

Belakangan terbukti PSI hanya menaikkan namanya dengan cara-cara berkontroversi, baik dengan politisi senior lainnya atau dengan tokoh-tokoh negara, pun dengan cara mencantol pada nama besar tokoh senior yang dianggap punya elektabilitas tinggi.

Kemudian pertanyaannya, apa hal baru yang mewakili "sisi politik generasi muda" yang diperjuangkan oleh PSI?

Rasanya juga sulit untuk menjawab "iya". Kalau PSI dominan bermain di ranah sosial media, ketagihan dengan gaya viral-viralan, atau ketagihan berkontroversi dengan isu-isu yang kurang signifikan, itu bukanlah tanda bahwa PSI mewakili sisi politik generasi muda.

PSI hanya memindahkan saluran komunikasi dari jalur konvensional ke komunikasi maya/digital, itu saja, tak lebih.

Dan asas kemudaan politisi muda di PSI masih dipertanyakan banyak kalangan karena di balik sepak terjang mereka, dikabarkan ada peran besar beberapa "majikan, broker politik, investor politik, yang berkedok mentor", yang tidak ingin tangannya terlihat publik.

Namun; meminjam pilihan diksi para komentator politik di dunia podcast, baunya sangat menyengat hidung.

Lantas bagaimana dengan politisi muda lainnya? Jawabannya pun sama, mereka rerata hanya perpanjangan tangan dari tokoh-tokoh seniornya di partai politik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com