Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Menag Yaqut, Cak Imin: Gus Yaqut Petingkalan, Biarkan Saja...

Kompas.com - 12/10/2023, 10:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kembali menyinggung Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang disebutnya banyak tingkah.

Hal itu dia ungkapkan dalam acara Silaturahim Kebangsaan 1.000 Kiai dan Bu Nyai di Ponpes Al Falahiyyah, Mlangi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/10/2023).

"Wong NU terkenale opo (Orang NU terkenalnya apa)? Gegeran akhire ger-geran (Ribut-ribut ujung-ujungnya lucu-lucuan). Gus Yahya ngono, Gus Yaqut petingkalan, biarin (Gus Yahya begitu, Gus Yaqut banyak tingkah, biarin). Barno, barno biasa latihan jadi pimpinan ora usah direken (Latihan jadi pimpinan, enggak usah digubris)" kata Cak Imin di Mlangi, Rabu.

Baca juga: Menag Bakal Keluarkan Aturan Kampanye di Ponpes, Cak Imin: Yang Penting Semua pada Porsinya

Cak Imin menyampaikan, berbeda-beda pendapat dan pilihan merupakan hal wajar.

Oleh karena itu, dia tidak memusingkan polah Menag Yaqut karena menurutnya, mayoritas ulama tetap satu barisan dalam barisan politik.

"Insya Allah ijtima' ulama, mayoritas ulama, kebanyakan ulama, tetap satu barisan dalam politik ahlussunah wal jamaah," ucap dia.

Muhaimin menyatakan, ia telah mendapatkan pesan dari pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Muhammad Thoifur Mawardi di Kedungsari, Purworejo.

Dia bilang, Kiai Thoifur mengingatkan tiga hal penting kepadanya, salah satunya tidak perlu menyerang balik jika diserang orang.

"Jawab dengan kita puja dengan baik. Kedua, kalau kamu niat mengabdi untuk Allah serahkan semua kerja keras kepada gusti Allah," ujar Cak Imin.

Baca juga: Sampaikan Pesan Seniornya di Depan Kiai, Cak Imin: Anies-Muhaimin Kalah Itu Mustahil

Hubungan antara PKB dengan Yaqut Cholil Qoumas tengah memanas setelah Yaqut membuat pernyataan "Jangan pilih pemimpin karena muka ganteng dan bicaranya manis" saat menghadiri acara doa bersama umat Buddha "Wahana Nagara Rahaja" di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (29/9/2023).

Yaqut meminta agar masyarakat melihat lebih dahulu track record-nya sebelum memilih pemimpin.

Kendati demikian, Yaqut tak menyebut secara khusus sosok yang dimaksud dalam pernyataannya itu.

Karena hal itu, Cak Imin menyebut omongan Yaqut seperti seorang buzzer. PKB pun menyatakan akan mendisiplinkan Yaqut.

Pria yang karib disapa Gus Men ini sebelumnya dipercaya sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan DPP PKB Periode 2019-2024.

Baca juga: Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Menag Yaqut: Terserah Mau Menyebut Apa

Menanggapi ancaman sanksi dari PKB, Menag Yaqut memastikan tak akan mencabut pernyataan tersebut.

Sebab, menurut Yaqut, publik harus memilih pemimpin dengan cara yang rasional, bukan sekadar melihat penampilan fisik.

Oleh karena itu, Yaqut menegaskan bahwa track record calon pemimpin penting untuk diperhatikan.

"Ya untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan (wajah ganteng dan) janji-janji dengan mulut manis. Mencabut (pernyataan) itu saya tidak mau," kata Yaqut, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com