Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Yaqut Sebut Banyak Oknum Jadikan Agama sebagai Alat Politik

Kompas.com - 06/10/2023, 15:55 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyinggung banyak oknum yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politik.

Oknum tersebut berpolitik melalui agama, sehingga nilai-nilai keagamaan hanya digunakan sesuai dengan tujuan politiknya. Ia mengingatkan santri agar tidak menjadikan agama sebagai alat politik.

"Ini yang banyak sekarang berpolitik melalui agama. Jadi semua nilai-nilai keagamaan dicarikan dasarnya yang pas kira-kira sesuai dengan kepentingannya. Atau dalam bahasa yang paling ringkas, agama diperalat menjadi alat politik," kata Yaqut saat merilis logo dan tema Hari Santri di Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Menag Tak Undang Bacapres Hadiri Hari Santri 22 Oktober

Yaqut menyampaikan, fenomena berpolitik melalui agama sangat jauh berbeda dengan beragama melalui politik yang sebelumnya sempat diterapkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Asy'ari dan Wahab Hasbullah.

Dalam berpolitik, mereka menjadikan agama sebagai subjek dan politik sebagai objek, yang berorientasi pada kebaikan bagi masyarakat untuk mendapatkan ridho Allah.

Hal ini terlihat ketika Hasyim Asy'ari memutuskan NU yang merupakan ormas besar bergabung dengan Partai Majlis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Partai ini diisi oleh kelompok-kelompok garis keras, dengan niatan agar kelompok tersebut menjadi lebih moderat.

"Waktu itu yang menolak Qunut, yang menolak tahlil, yang sedikit-sedikit bilang ini bid'ah, ini khurafat. Dia menjadi moderat. Itu kenapa Kyai Hasyim Asy'ari mau bergabung dengan Masyumi," tutur Yaqut.

Hal serupa juga dilakukan oleh Wahab Hasbullah. Kala itu, Wahab Hasbullah memutuskan bergabung dengan Nasakom, bukan dalam rangka mendukung komunis maupun PKI.

Tetapi kata Yaqut, agar komunis dan PKI kembali ke jalan moderat.

"Itu yang dulu Insya Allah diniatkan oleh Mbah Wahab Hasbullah. Nah ini beragama dengan cara politik. Jadi kalau kita mau berpolitik, sebaiknya politik itu dijiwai dengan nilai-nilai agama sehingga apapun yang kita perjuangkan semata-mata mengharapkan ridho Allah," tutur dia.

Baca juga: Soal Umrah Backpacker, Menag Yaqut: Kalau Sudah Tahu Rutenya Enggak Apa-apa, tapi...

Akan tetapi, lanjut Yaqut, saat ini justru banyak pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik. Oleh karena itu, dia berharap santri-santri bisa mengikuti jejak dua pendiri NU tersebut.

"Jadi kalau ada kelompok moderat kemudian bergabung dengan yang tidak moderat itu, dan berasumsi yang tidak moderat akan menjadi moderat, nanti dulu, lah. Kita lihat metodenya bagaimana, nanti kita harus uji dulu bagaimana metodenya," jelas Yaqut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com