JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia sedang menjajaki kerja sama dengan negara-negara “south belt” atau sabuk selatan untuk memperkuat rantai pasokan global.
Hal itu diungkapkan Andi di sela-sela seminar ketahanan nasional bertema “Membangun Konektivitas Maritim Selatan-Selatan Dalam Mendukung Ketahanan Nasional” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2023).
“Bagi kami di Lemhannas, dalam kajian kami, (kerja sama) difokuskan untuk mineral strategis dan energy financing, sehingga menghasilkan satu rantai pasok yang bisa mendukung hilirisasi industri,” kata Andi kepada awak media.
Andi menyebutkan, salah satu inspirasi Indonesia membangun konektivitas itu adalah bagaimana China menginisiasi belt and road initiative.
Baca juga: Indonesia Targetkan Investasi Hampir Rp480 Triliun dalam Rantai Pasokan Baterai
Terlebih, sebut Andi, Presiden Joko Widodo juga telah menawarkan konsep tersebut kepada negara-negara sabuk selatan saat Indonesia ditunjuk menjadi keketuaan G20.
“Pak Jokowi mulai menunjukkan bahwa Indonesia dengan sejarah panjangnya tentang Asia-Afrika, Dasasila Bandung, akan terus berusaha menjadi the leader of Global South, pemimpin negara selatan,” kata Andi.
Sebelumnya, wacana serupa pernah diungkapkan Andi dalam acara "Jakarta Geopolitical Forum 2023" di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 14 Juni 2023.
Saat itu, Andi menyebutkan bahwa terdapat disrupsi konektivitas dan rantai pasokan global semenjak perang Rusia-Ukraina.
Ditambah lagi, ada perang dagang dan teknologi antara Amerika Serikat dan China.
Baca juga: Mengapa Konflik Ukraina Memicu Kekhawatiran Rantai Pasokan Logistik Dunia?
“Kemudian, dipikirkan bagaimana caranya agar kita tidak terperangkap dalam pertarungan-pertarungan besar yang memang terjadi di utara (wilayah) kita,” kata Andi saat konferensi pers usai membuka Jakarta Geopolitical Forum ke-7 itu.
“Lalu, menawarkan solusi yang selama ini memang menjadi salah satu inti dari kebijakan luar negeri Indonesia, yaitu kerja sama ‘selatan selatan’,” ujarnya lagi.
Dalam forum itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai keynote speaker atau pembicara kunci, juga mengungkapkan wacana yang sama.
“Ada dua kata kunci yang tadi disampaikan oleh Pak Luhut maupun paparan singkat saya, antara tentang konektivitas dan rantai pasokan global,” kata Andi.
Indonesia, menurut Andi, juga telah memetakan negara-negara “south belt” mana saja yang akan diajak kerja sama.
“Mungkin di Asia Tenggara bisa muncul sebagai negara utama itu seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina,” ujarnya.
Kemudian, bergeser ke negara-negara Afrika seperti Ghana, Afrika Selatan hingga Nigeria.
Baca juga: Rantai Pasokan di Empat Negara Ini Efisien
Negara-negara timur tengah seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi juga tidak ketinggalan disebut.
“Dari Nigeria kita geser, kita ketemu Amerika Latin. Nah, di situ yang terkuat ada Brasil dan Argentina, dan beberapa komoditas strategis ada Chile misalnya,” kata Andi.
“Kalau kita bisa meramu konektivitas dan rantai pasok di south belt ini, tali selatan ini, maka kita bisa menemukan solusi tentang konektivitas selatan,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.