Beberapa hari setelah bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang didaulat menjadi ketua umum. Ini adalah keputusan yang relatif sangat cepat.
Salah satu reaksi yang banyak datang setelah itu adalah menganggap pengangkatan Kaesang itu terkait statusnya sebagai anak presiden.
Pandangan itu tentu sah. Tidak ada bantahan sama sekali mengenai hubungan darah Kaesang dengan Jokowi. Ini adalah kemewahan atau modal politik yang unik pada Kaesang.
Hanya Kaesang, Gibran, Kahiyang, AHY, Ibas, Yenny, Puan, Tommy, Mega, dan beberapa orang lain yang merupakan anak presiden. Tidak banyak orang yang merupakan anak presiden. Memang begitulah adanya. Tidak bisa diapa-apain lagi. Takdir alam semesta.
Menyatakan bahwa Kaesang hanyalah seorang bocah cilik, bocah ingusan dalam lanskap politik, atau dipertimbangkan semata karena ikatan darah dengan presiden, menurut saya, terlalu simplistis dan cenderung merendahkan.
Pandangan itu menganggap seolah-olah Kaesang tidak memiliki kualitas selain sebagai anak biologis presiden.
Jauh sebelum Kaesang bergabung dan menjadi ketua umum PSI, dia sudah menarik perhatian publik.
Pada usia belia, Kaesang sudah membangun usaha mandiri. Dia tampil sebagai sosok khas anak muda cemerlang dengan banyak ide bisnis. Karakternya yang sederhana, sopan, dan ceplas-ceplos membuatnya menarik perhatian.
Postingan-postingan media sosialnya ditunggu banyak netizen karena hampir selalu muncul dengan gaya kocak. Di kalangan anak muda, Kaesang adalah salah satu ikon besar, seorang trendsetter.
Salah satu karakter Kaesang yang menarik adalah sikapnya yang sangat sopan dan bersahaja. Pada 2019, ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Kaesang datang melayat dan ikut menyalatkan ibu negara tersebut.
Peristiwa itu dikenang SBY sebagai satu hal yang tak terlupakan. SBY bahkan menyatakan kekaguman atas sikap Kaesang yang begitu sopan.
Sikap sopan itu pula yang ditunjukkan Kaesang ketika bertemu Ganjar di konser Sheila on 7, beberapa waktu lalu.
Ketika bersalaman dengan Ganjar, dia berusaha mencium tangan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut. Sikap tawadhu ini menunjukkan karakter personal yang penting untuk publik.
Kaesang, dengan caranya sendiri, sudah lama terlibat dalam urusan publik. Tanpa secara resmi ikut dalam partai politik, Kaesang sudah terlibat dalam politik.
Untuk para politikus konvensional, cara berpolitik Kaesang mungkin akan dianggap aneh dan asing.
Kualitas personal Kaesang sedikit banyak ditunjukkan dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum PSI, 25 September 2023.
Setidaknya ada tiga hal yang menarik dari pidato perdana Kaesang tersebut. Pertama, dia ingin membangun optimisme dalam politik praktis. Ini jelas ditujukan pada para anak muda apatis dan idealis bahwa idealisme bisa diwujudkan dalam politik.
Kedua, dia ingin menawarkan cara berpolitik yang gembira. Lebih banyak membangun gagasan dibanding saling tuding dan fitnah.
Ketiga, dengan tegas dia mengidentifikasi ceruk PSI adalah kaum nasionalis muda atau nasionalis dengan pikiran dan semangat muda.
Identifikasi diri sebagai partai dengan warna nasionalis yang lebih jelas ini penting di tengah kecenderungan partai yang rela mengaburkan warna ideologinya untuk menarik massa intoleran.