Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

Politik "Sat Set" Kaesang

Kompas.com - 11/10/2023, 10:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEGERA setelah didaulat memimpin Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep melakukan gerakan politik dengan kecepatan tingkat tinggi. Sat set.

Sehari setelah dilantik, dia langsung memimpin rapat koordinasi jajaran petinggi partai. Setelah itu, dia mulai bergerak menemui simpul-simpul relawan Jokowi, blusukan ke wilayah padat penduduk, bertemu petinggi organisasi masyarakat, dan berinisiatif membangun rekonsiliasi dengan PDI Perjuangan.

Dia tidak hanya bertemu, tapi juga berusaha mencium tangan Puan Maharani: sikap santun yang populer di kalangan generasi Z ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua.

Paralel dengan gerakan memperluas aliansi di luar partai, terlihat Kaesang juga membangun konsolidasi internal sembari memperkuat branding PSI sebagai partai kaum muda.

PSI yang sebelumnya terlihat dan terkesan agresif dan cenderung konfrontatif dengan lawan politik, coba dinetralkan dengan kembali pada narasi populer kaum muda: politik kegembiraan.

Sejak hari pertama dilantik, Kaesang telah menunjukkan itikad untuk membangun jembatan dengan aliansi-aliansi potensial.

Politik kaum Gen-Z

Apa yang dilakukan Kaesang sesungguhnya bukan sesuatu yang benar-benar baru. Dia pada dasarnya hanya membangkitkan atau menunjukkan dengan lebih serius karakter politik dari generasi yang coba diwakilinya.

Generasi pemilih yang lebih muda itu memiliki akses informasi lebih baik dan memiliki pergaulan yang lebih kosmopolit.

Karena itu, mereka lebih terbuka, toleran, lebih objektif dalam menilai, dan cenderung tidak mau terkurung dalam pikiran konspiratif. Mereka bisa bergaul dengan siapa saja dan lebih adaptif menerima gagasan dari pihak lain.

Ini agak berbeda dengan generasi lebih lama, misalnya generasi X atau bahkan sebagian millenial atau generasi Y.

Cara berpikir generasi senior itu cenderung lebih suka menyimpan rasa curiga atau berusaha mencari penjelasan spekulatif di balik realitas yang terpampang nyata di hadapan mata.

Mereka cenderung lebih mudah terpapar narasi konspiratif dibanding generasi Z. Mungkin salah satu penjelasannya adalah karena mereka pernah hidup dalam rezim Orde Baru yang tertutup dan kental dengan narasi konspirasi.

Orde Baru adalah rezim yang dibangun di atas fondasi teori konspirasi besar. Sementara Gen-Z, sepanjang hidupnya, sudah menghirup udara kebebasan informasi yang nyaris tak terbatas.

Karena itu, tidak heran kalau kalangan Gen-Z, misalnya, lebih mudah mengapresiasi keberhasilan pembangunan pemerintahan Jokowi yang memang terpampang nyata di depan mata.

Dalam survei Indikator Politik Indonesia, Juli 2023, pemilih yang berusia 25 tahun ke bawah memiliki tingkat kepuasan pada kinerja pemerintah lebih kuat dibanding generasi yang lebih senior.

Peningkatan kesejahteraan publik, pengelolaan kesehatan dan pendidikan lebih baik, pembangunan infrastruktur masif yang mempermudah mobilitas, pembukaan lapangan kerja dan peningkatan kemudahan berusaha, dll, mendapatkan apresiasi langsung Gen-Z tanpa tedeng aling-aling. Mereka meminimalkan prasangka tak berdasar.

Itu juga yang menyebabkan aspirasi politik kelompok pemilih termuda ini cenderung mencari tokoh yang dekat dengan karakter kepemimpinan Jokowi atau kemungkinan mampu melanjutkan kesuksesan pemerintahan sekarang.

Dalam survei tersebut, pemilih berusia 25 tahun ke bawah cenderung ke Ganjar Pranowo dibanding ke Prabowo Subianto atau Anies Baswedan. Kecenderungan pilihan tersebut konsisten dengan apresiasi mereka pada jalannya pemerintahan.

Apa yang dilakukan Kaesang sekarang adalah upaya untuk memperkuat karakter Gen-Z dalam tubuh PSI, generasi politik yang lebih mengedepankan keterbukaan, objektif, toleran, dan berpolitik dengan riang gembira.

Politik dinasti

Namun demikian, terpilihnya Kaesang sebagai punggawa PSI masih menyisakan tanda tanya bagi sebagian orang.

Beberapa hari setelah bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang didaulat menjadi ketua umum. Ini adalah keputusan yang relatif sangat cepat.

Salah satu reaksi yang banyak datang setelah itu adalah menganggap pengangkatan Kaesang itu terkait statusnya sebagai anak presiden.

Pandangan itu tentu sah. Tidak ada bantahan sama sekali mengenai hubungan darah Kaesang dengan Jokowi. Ini adalah kemewahan atau modal politik yang unik pada Kaesang.

Hanya Kaesang, Gibran, Kahiyang, AHY, Ibas, Yenny, Puan, Tommy, Mega, dan beberapa orang lain yang merupakan anak presiden. Tidak banyak orang yang merupakan anak presiden. Memang begitulah adanya. Tidak bisa diapa-apain lagi. Takdir alam semesta.

Menyatakan bahwa Kaesang hanyalah seorang bocah cilik, bocah ingusan dalam lanskap politik, atau dipertimbangkan semata karena ikatan darah dengan presiden, menurut saya, terlalu simplistis dan cenderung merendahkan.

Pandangan itu menganggap seolah-olah Kaesang tidak memiliki kualitas selain sebagai anak biologis presiden.

Jauh sebelum Kaesang bergabung dan menjadi ketua umum PSI, dia sudah menarik perhatian publik.

Pada usia belia, Kaesang sudah membangun usaha mandiri. Dia tampil sebagai sosok khas anak muda cemerlang dengan banyak ide bisnis. Karakternya yang sederhana, sopan, dan ceplas-ceplos membuatnya menarik perhatian.

Postingan-postingan media sosialnya ditunggu banyak netizen karena hampir selalu muncul dengan gaya kocak. Di kalangan anak muda, Kaesang adalah salah satu ikon besar, seorang trendsetter.

Salah satu karakter Kaesang yang menarik adalah sikapnya yang sangat sopan dan bersahaja. Pada 2019, ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Kaesang datang melayat dan ikut menyalatkan ibu negara tersebut.

Peristiwa itu dikenang SBY sebagai satu hal yang tak terlupakan. SBY bahkan menyatakan kekaguman atas sikap Kaesang yang begitu sopan.

Sikap sopan itu pula yang ditunjukkan Kaesang ketika bertemu Ganjar di konser Sheila on 7, beberapa waktu lalu.

Ketika bersalaman dengan Ganjar, dia berusaha mencium tangan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut. Sikap tawadhu ini menunjukkan karakter personal yang penting untuk publik.

Kaesang, dengan caranya sendiri, sudah lama terlibat dalam urusan publik. Tanpa secara resmi ikut dalam partai politik, Kaesang sudah terlibat dalam politik.

Untuk para politikus konvensional, cara berpolitik Kaesang mungkin akan dianggap aneh dan asing.

Kualitas personal Kaesang sedikit banyak ditunjukkan dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum PSI, 25 September 2023.

Setidaknya ada tiga hal yang menarik dari pidato perdana Kaesang tersebut. Pertama, dia ingin membangun optimisme dalam politik praktis. Ini jelas ditujukan pada para anak muda apatis dan idealis bahwa idealisme bisa diwujudkan dalam politik.

Kedua, dia ingin menawarkan cara berpolitik yang gembira. Lebih banyak membangun gagasan dibanding saling tuding dan fitnah.

Ketiga, dengan tegas dia mengidentifikasi ceruk PSI adalah kaum nasionalis muda atau nasionalis dengan pikiran dan semangat muda.

Identifikasi diri sebagai partai dengan warna nasionalis yang lebih jelas ini penting di tengah kecenderungan partai yang rela mengaburkan warna ideologinya untuk menarik massa intoleran.

Di luar dari materi yang bagus itu, gaya berpidato Kaesang juga menarik. Dia tidak berpretensi menjadi seorang orator atau singa podium pembakar semangat.

Dia tampil dengan kebersahajaannya. Pidato yang sudah tersusun sistematis dia improvisasi dengan sangat baik. Di sana sini, dia tambahkan komentar spontan yang umumnya mengundang tawa.

Dia memanggil audiens PSI bukan hanya dengan panggilan "bro and sis", tapi juga "akang" dan "teteh", juga "uni" dan "uda". Ini juga menarik. Mungkin ini juga bagian dari langkah awal Kaesang melakukan rebranding PSI.

Strategi politik jangka panjang

Banyak yang menganggap bergabungnya Kaesang ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menunjukkan keretakan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

Mereka melihat hal ini sebagai bentuk pembangkangan Jokowi pada Mega dan PDI Perjuangan. Bahkan tidak sedikit yang berharap PDI Perjuangan memberi sanksi pada Jokowi.

Mari melihat fenomena ini sebagai peristiwa politik normal. Kaesang adalah individu merdeka yang memiliki hak menentukan masa depan politiknya sendiri.

Karena itu tidak relevan menimpakan tanggungjawab pada orang lain (termasuk pada ayahnya) atas keputusan politik yang dia ambil.

Tak ada atau tak perlu ada dosa turunan dalam politik modern. Tidak masuk akal memberi sanksi pada Jokowi atas keputusan politik Kaesang. Keduanya adalah individu merdeka.

Kita sebenarnya tidak tahu apakah keputusan itu atas perintah Jokowi atau bukan. Yang pasti, Kaesang adalah manusia dewasa yang memiliki keputusannya sendiri. Dia juga sudah punya keluarga sendiri.

Jauh lebih berguna melihat keputusan bergabung ke PSI sebagai strategi politik jangka panjang dari Kaesang. Di partai sebesar PDI Perjuangan, Kaesang hanya akan menjadi kader biasa. Sementara di PSI, dia bisa langsung menjadi bintang.

Mungkin juga ini semacam eksperimen politik bagi Kaesang untuk terlibat membesarkan partai yang baru tumbuh.

Besar kemungkinan Kaesang melihat PSI potensial untuk membesar pada masa depan. Partai ini, sejauh ini, berusaha membangun positioning ideologis yang cukup jelas.

Mereka juga datang dengan gagasan-gagasan kebijakan baru antara lain ide mengenai layanan kesehatan semesta melalui BPJS gratis.

Mereka cukup concern dengan isu-isu kebebasan sipil dengan memberi pembelaan pada banyak sekali kasus diskriminasi.

Wakil-wakil mereka di parlemen daerah cukup konsisten mendorong akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Mereka cukup aktif memberi respons atas semua isu yang berkembang di masyarakat.

Semua ini bisa dilihat sebagai langkah awal partai politik baru yang serius. Mereka memiliki potensi mengisi ruang kosong yang ditinggalkan partai-partai politik mapan yang terlalu sibuk menjalani ritual berburu kuasa yang tak habis-habis.

Semua itu terasa sangat relevan untuk politik masa depan yang akan diisi kelompok pemilih yang juga semakin kritis.

Ke depan, rekam jejak dan tawaran kebijakan rasional akan menjadi pertimbangan utama pemilih mengambil keputusan di bilik suara. Saya percaya itu.

Tentu PSI banyak kekurangan, namun dibanding stok partai yang sekarang ada, PSI punya harapan. Saya menduga Kaesang melihat harapan ini. Dan harapan itu yang lebih banyak mendorongnya memilih berlabuh ke PSI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com