Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Rempang, Korupsi Menteri, dan Pemimpin Mati Rasa Kemanusiaan

Kompas.com - 06/10/2023, 09:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Diskusinya masih seputar hitungan elektoral. Baik Ganjar maupun Prabowo sama-sama mencari bakal cawapres yang dinilai bisa menutup kelemahan elektoral mereka di wilayah-wilayah tertentu.

Benang merah substansi

Tiga topik utama pemberitaan nasional itu tak berhubungan satu sama lain. Kebetulan saja terjadi pada kurun waktu yang berurutan, waktu yang hampir sama.

Namun, saya melihat benang merah substansi untuk hajatan Pemilu 2024. Kasus Pulau Rempang dan dugaan korupsi pejabat negara kelas menteri merefleksikan noda hitam tata kelola pemerintahan.

Bukan hanya berurusan dengan kebijakan, tapi juga menyoal moralitas penyelenggara negara.

Kasus Rempang dan dugaan korupsi pejabat negara kelas menteri sungguh menusuk rasa keadilan dan kemanusiaan.

Rasa keadilan dan kemanusiaan yang merupakan hakikat kemerdekaan bangsa Indonesia, yang menjadi nilai dasar Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, sungguh tercederai.

Pemimpin di negara Pancasila mestinya menggunakan Pancasila sebagai paradigma kepemimpinannya. Kebijakan apapun mestinya diarahkan untuk kemakmuran/kesejahteraan rakyat atas dasar keadilan sosial.

Kebijakan itu mestinya diimplementasikan secara demokratis, musyawarah, dengan pendekatan humanistik. Pendekatan yang “memanusiakan” manusia, yang jauh dari ingar-bingar kekerasan yang membenturkan aparatur keamanan negara dengan rakyat.

Namun, seiring perkembangan zaman yang terus bergerak mengikuti genderang neoliberalisme, pemimpin rupanya mati rasa kemanusiaan, cuek perihal moralitas, dan senang menari di atas ketidakadilan dan dehumanisasi.

Korupsi makin canggih. Yang dicuri dan diselewengkan bukan sekadar recehan, atau korupsi skala kecil-kecilan. Yang dikorupsi sudah skala “giga”.

Caranya pun makin canggih. Dilakukan dengan cara menyandera lembaga-lembaga negara (state-hijacked corruption). Baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Dilakukan secara bersekongkol dengan partai politik, lembaga sosial-ekonomi, para pakar, juga media.

Korupsi jenis ini mengejawantah dalam bentuk pembelian dekrit politik, peraturan perundang-undangan, kebijakan-kebijakan, dan kontrak karya oleh kaum kapitalis (korporasi).

Bidangnya pun berkategori “basah” seperti pertambangan, pertanian, kehutanan, kelautan, perbankan, perdagangan dan bidang-bidang lain.

Singkat kata, negara diperalat demi pelipatgandaan kapital kaum kapitalis tanpa bisa disebut dan dibuktikan sebagai korupsi.

Pujangga besar sastra Jawa, Raden Ngabehi Ronggowarsito, telah meramalkannya di dalam Serat Kalatidha. Disebut “zaman edan”, kurun zaman tatkala manusia sibuk menumpuk kekayaan material, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

Kekayaan material dipuja-puja mengalahkan keluhuran budi. Di “zaman edan”, bila tidak ikut gila (edan), seseorang tidak akan mendapatkan bagian.

Sementara itu, pemilu merupakan instrumen politik demokrasi, sistem rekrutmen kepemimpinan politik di dalam negara demokrasi. Indonesia memilih demokrasi agar kekuasaan dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat buat rakyat.

Saat berpidato pada Sidang BPUPK (1 Juni 1945), sidang perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Bung Karno berpandangan bahwa demokrasi di negara yang akan dimerdekakan nanti bukan berdimensi politik saja seperti demokrasi Barat, melainkan juga berdimensi ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com