Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Merumorkan Rumor, Meminggirkan Masalah Penting

Kompas.com - 20/09/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Peristiwa seperti ini bukan tanpa preseden. Jelang pemilihan umum tahun 2019 lalu, peristiwa yang nyaris serupa juga terjadi.

Kala itu, beredar foto-foto aktris masa lalu Ratna Sarumpaet dengan wajah lebam dan bekas luka. Lalu beredar di media sosial dengan narasi tambahan bahwa Ratna telah mengalami kekerasan oleh aparat.

Setelah terbukti bahwa narasi untuk foto-foto tersebut tidak sesuai dengan fakta, urusan pun beres. Para pihak yang dituduh sebagai sumber masalah masuk penjara pada akhirnya, yakni Ratna sendiri.

Faktanya foto-foto tersebut diambil setelah Ratna menjalani operasi wajah, bukan disebabkan karena mengalami kekerasan fisik oleh aparat.

Pendek kata, rumor harus segera dibuktikan, jika tidak terbukti, mari tinggalkan. "Merumorkan" rumor hanya akan menjadi pekerjaan sia-sia, tidak mendidik, dan akan menyita energi ruang publik kita untuk hal-hal yang tidak produktif.

Untuk itu, para elite yang terlibat harus menggiringnya segera kepada fakta, bukan kepada narasi-narasi tidak penting dan diplomatis yang justru membingungkan publik.

Karena memperdebatkan rumor hanya akan membuat banyak pihak justru menggiring bola ke luar lapangan, menjauh dari substansi.

Jika faktanya ada, bisa dibuktikan dan buktinya bisa diverifikasi secara publik, maka sudah layak dibicarakan di ruang publik berpanjang lebar hingga tuntas.

Namun jika tidak, mari kembali kepada fakta-fakta sebenarnya yang sedang dihadapi negeri ini. Lupakan rumor, fokus kepada masalah yang ada.

Apalagi menjelang pemilihan umum seperti saat ini, atas nama kepentingan politik, rumor bisa jadi tumor berbahaya yang bisa merusak rasionalitas publik.

Tukang rumor menebar rumor, bakal capres terkena rumor, presiden dan menteri ikut menanggapi rumor, para broker politik pun mengomoditifikasi rumor, sehingga kita semua akhirnya merumorkan rumor.

Lalu ketika divalidasi faktualitasnya, ternyata "rumor" itu pun hanya "rumor". Amit-amit. Jangan sampai negeri ini jadi negeri rumor.

Last but not least, di sini saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa rumor tentang penamparan dan pencekikan seorang wamen oleh seorang menteri yang dikabarkan juga sekaligus bakal capres bukanlah hal penting untuk dibicarakan di ruang publik.

Saya yakin hal semacam ini juga penting dalam konteks politik, karena terkait diri seorang bakal calon presiden yang akan berlaga nanti, tapi tentu syaratnya haruslah terpenuhi, yakni adanya fakta yang valid dan otentik.

Jika tidak, maka sebaiknya energi bangsa ini tak perlu dihabiskan untuk memasifkan rumor yang nyatanya hanya akan terus menggelinding sebagai rumor.

Padahal, masih banyak masalah yang sedang melanda negeri ini yang nyatanya sangat membutuhkan solusi secepat mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com