Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Merumorkan Rumor, Meminggirkan Masalah Penting

Kompas.com - 20/09/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mengapa layak? Karena sudah memenuhi tata cara berpikir logis, yakni membicarakan yang ada. Sehingga dari sisi ontologis, syaratnya untuk diperdebatkan sudah terpenuhi karena faktanya memang benar-benar ada.

Dengan lain perkataan, kekerasan di Pulau Rempang dan kejanggalan sikap otoritas terkait di Pulau Rempang adalah fakta kejadian. Banyak buktinya sudah beredar di media mainstream maupun media sosial.

Jadi tidak ada yang berani mengatakan bahwa kejadian di Pulau Rempang adalah bentuk kearifan dan ketoleranan pemerintah terhadap rakyat Pulau Rempang. Mengapa?

Karena faktanya tidak begitu. Faktanya justru menunjukkan sebaliknya, di mana status desa-desa tua di sana diabaikan dan hak asasi masyarakat Pulau Rempang dicederai.

Kisruh di Pulau Rempang terjadi sejak 7 September 2023 lalu. Sudah menjelang dua minggu lebih. Para pihak yang semestinya bertanggung jawab justru hemat bicara, termasuk Presiden Jokowi, yang dikabarkan ikut langsung dalam penandatanganan perjanjian untuk proyek tersebut di China sebelumnya.

Begitu pula dengan harga beras yang meresahkan banyak pihak beberapa waktu belakangan. Faktanya harga beras memang terus naik secara signifikan.

Sebabnya pun jelas. Ada justifikasi teoritiknya secara ekonomi, mulai dari rendahnya pasokan akibat berlarut-larutnya El Nino sampai pada ancaman beberapa negara yang berniat melarang ekspor beras.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras hingga pekan kedua September 2023, masih melanjutkan tren kenaikan. Selain itu, jumlah wilayah Republik Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras juga semakin meluas.

Dari data BPS terungkap, per 17 September 2023, harga beras di tingkat konsumen sudah melonjak 22,58 persen dibandingkan 2022 lalu, dan beras medium naik 23,56 persen. Inilah fakta tentang kenaikan harga beras yang tak perlu dirumorkan lagi.

Namun rumor yang akhirnya menyerempet seorang bakal calon presiden hadir begitu saja tanpa fakta keras, lalu ditanggapi ramai-ramai begitu saja oleh publik kita.

Seolah-olah urusan Pulau Rempang sudah "on the way to resolution" dan harga beras sudah stabil terjangkau, para elite pun ikut "menggosipkan rumor".

Mengapa ruang publik kita malah menanggapinya, meskipun fakta kerasnya tak juga hadir? Menggosipkan rumor bukanlah cara yang baik untuk mendidik pemilih menuju pesta demokrasi Pemilihan Umum 2024, apalagi rumor yang sengaja digunakan sebagai senjata politik taktis.

Perilaku penunggangan atas "era post truth" semacam ini haruslah segera diakhiri, digantikan dengan era "faktual" dan era "truth."

Apalagi mengada-ada atas sesuatu yang tidak ada untuk menutupi sesuatu yang nyata-nyata ada. Itu jelas lebih berbahaya lagi.

Bangsa ini mendesak perlu fokus menyelesaikan berbagai masalah. Namun harus diingat, masalah yang akan diselesaikan haruslah masalah yang benar-benar ada, bukannya justru masalah yang diada-adakan.

Lalu, jika muncul masalah yang diada-adakan, maka sebaiknya kita semua tidak lupa atau sengaja melupakan atau sengaja mengalihkan perhatian dari masalah yang sebenarnya telah ada dan memerlukan penyelesaian segera.

Karena bangsa dan negara Indonesia adalah bangsa dan negara nyata, di mana masalah-masalah yang terjadi di dalamnya juga nyata, sehingga solusi yang dibutuhkan adalah solusi yang juga nyata.

Jika memang rumor soal penamparan tersebut sepenting itu, maka pembuktian kebenarannya harus jauh lebih penting ketimbang sekadar memberikan komentar justifikatif atau sebaliknya. Sumbernya harus ditelusuri, agar ada fakta keras yang dihadirkan di ruang publik.

Jika tidak ditemukan fakta, maka harus ada pertanggungjawaban dari para pihak yang menyebarkannya di satu sisi dan dari para pihak yang "mem-framingnya" di sisi lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com