Ketika itu Polri juga menanggapi peningkatan kasus peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Mabes Polri Kombes Pol Ibrahim Surjawidjaja, penyalahgunaan narkotika dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di Amerika Serikat.
Sebab di saat yang bersamaan gerakan subkultur Hippie sedang berkembang di Amerika Serikat. Mereka adalah kelompok masyarakat yang memiliki filosofi hidup sederhana dan nomaden, tetapi juga aktif menggunakan narkotika dengan alasan sebagai pemicu kreativitas seni.
Selain itu, gerakan Hippie juga muncul sebagai protes atas kebijakan Amerika Serikat yang mengintervensi Vietnam sehingga memicu perang.
Baca juga: Terbongkarnya Sindikat Narkoba Fredy Pratama Casanova dan Sepenggal Kisah Freddy Budiman
Sedangkan di Indonesia, kata Ibrahim, penggunaan narkotika salah satunya dipengaruhi oleh "Kebudayaan Ganja" sekitar 1968 di daerah Sumatera Utara dan Aceh, yang merambat ke Jawa, Sulawesi, sampai Nusa Tenggara.
Ibrahim mengatakan, persoalan penyalahgunaan dan peredaran narkotika saat itu juga menjadi perhatian dunia. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sampai Interpol menggelar seminasr khusu buat membahas persoalan itu.
Interpol juga membentuk forum kerja sama khusus buat berbagi informasi terkait peredaran narkotika yang merupakan kejahatan lintas batas.
Baca juga: PPATK Blokir 606 Rekening Terkait Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Total Saldonya Rp 45 M
Selain itu, sebagai upaya memerangi peredaran narkotika, sejumlah negara juga membentuk badan keamanan khusus buat mengurus masalah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.