Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Akrab dengan Prabowo di Acara Pepabri, Andika Perkasa Tak Yakin Demokrat Gabung Koalisi Gerindra

Kompas.com - 13/09/2023, 15:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, menganggap santai pertemuan Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara ulang tahun Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI) ke-64 di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023).

Andika tidak melihat keakraban keduanya sebagai sinyal politik, di mana Partai Demokrat baru saja keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan kini mencari opsi koalisi lain untuk berlabuh jelang Pilpres 2024.

"Ya menurut saya bagus, bukan dalam hal politik kan. Bukan dalam kampanye," kata Andika kepada wartawan, Rabu (13/9/2023).

"Saya tidak meyakini (manuver politik). Mereka benar-benar murni berkumpul sebagai individu karena mereka kenal satu sama lain kan," ia menambahkan.

Baca juga: Penjelasan Jubir soal Prabowo Akrab dengan SBY: Tak Ada Personal Feeling

Andika menganggap bahwa masih terbuka kemungkinan Demokrat berlabuh ke koalisi yang dibangun PDI-P untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024.

Menurutnya, keakraban Prabowo dan SBY dalam forum tersebut tidak serta-merta dapat diartikan bahwa SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat akan merapat ke kubu Gerindra, partai politik besutan Prabowo.

"Saya tidak kemudian berpikir ke arah sana. Kita kan belum dengar resminya," pungkasnya.

Dalam acara tersebut, Prabowo dan SBY sempat terlihat bergandengan tangan dan bernyanyi bersama.

Mengenakan seragam batik cokelat khas Pepabri dan peci hitam, Prabowo dan SBY juga sempat duduk bersebelahan di satu meja. Keduanya terlihat banyak berbincang.

Baca juga: Demokrat Ingin Kehangatan SBY dan Prabowo Terus Berlanjut

Saat ditanya tentang momen kehangatannya bersama SBY, Prabowo hanya menyebut bahwa dirinya selalu akrab dengan sesama anak bangsa.

“Ya harus akrablah. Sesama bangsa harus akrab,” katanya kepada wartawan di Wisma Elang, Jakarta, Selasa (12/9/2023), dikutip dari Kompas TV.

Sementara, ketika ditanya tentang peluang Partai Demokrat merapat ke koalisi Partai Gerindra untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo tak menjawab tegas.

“Itu demokrasi itu,” ujarnya sambil berlalu.

Selain Prabowo dan SBY, dalam acara HUT ke-64 Pepabri hadir pula sejumlah purnawirawan TNI seperti mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto, dan anggota Wantimpres Agum Gumelar.

Baca juga: Akrabnya Prabowo dan SBY di HUT ke-64 Pepabri, Nyanyi Bareng dan Bergandengan Tangan

Adapun Prabowo merupakan bakal capres yang hendak diusung oleh Partai Gerindra pada Pemilu Presiden 2024. Pencapresan Prabowo juga didukung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Sementara, Demokrat hingga kini belum menentukan arah koalisi. Sebelumnya, partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut berkongsi dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, mendukung bakal capres Anies Baswedan.

Namun, karena Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres), Demokrat memilih hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

PKB sendiri sebelumnya sempat berkoalisi bersama Gerindra dan mendukung Prabowo sebagai bakal calon RI-1.

Setelah menarik dukungan dari Anies, Demokrat mengaku siap melanjutkan langkah politiknya. Partai bintang mercy itu mengaku terbuka, baik ke Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo, maupun koalisi PDI Perjuangan yang berencana mencapreskan Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com