JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan bicara soal mimpinya buat Indonesia ke depan.
Anies bermimpi bahwa apa yang dicita-citakan RI tentang keadilan buat seluruh rakyat yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 jadi kenyataan.
“Pertama, apa yg dicita-citakan di dalam pembukaan UUD 1945 itu terlaksana. Kalimat terakhir ‘menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ itu bukan dibacakan di upacara, tapi jadi kenyataan, keseharian bagi semua,” kata Anies dalam acara HUT Ke-12 Kompas TV, Senin (11/9/2023).
Baca juga: Bicara Perubahan, Anies: Kemajuan Sekarang Diteruskan dengan Memasukan Keadilan
Anies juga bermimpi, ke depan Indonesia dapat menjadi kompas bagi dunia. Artinya, dunia melihat RI sebagai rujukan.
Bahwa nilai-nilai yang dimiliki bangsa, mulai dari nilai kebersamaan, nilai keadilan, nilai demokrasi, hingga nilai penghagraan terhadap hak asasi manusia, dipedomani oleh negara-negara lainnya.
“Jadi nilai-nilai kita yang dipraktikkan menjadi rujukan seperti bintang polaris di kutub utara. Bintang polaris itu bukan bintang paling terang, tapi bintang yang dijadikan rujukan selama ratusan tahun untuk menentukan arah,” ujarnya.
Baca juga: Bertemu Para Kiai di Jatim, Anies Mengaku Minta Doa dan Petunjuk
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, nama Indonesia pernah besar di Asia. Bahkan, kala itu, RI jadi inspirasi buat Afrika hingga Amerika Latin.
Oleh karenanya, Anies berharap, ke depan nama Indonesia dapat kembali besar di dunia dan menjadi rujukan buat negara-negara lainnya.
“Sudah saatnya di dalam negeri, apa yang dicita-citakan pendiri republik terlaksana. Dan global, Indonesia menjadi kompas dan bintang utara bagi dunia,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir serta mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti juga bicara soal mimpi buat Indonesia ke depan.
Erick Thohir bilang, mimpinya adalah membuat Indonesia membumi. Bahwa para pemimpin mampu mensejahterakan rakyatnya.
“Indonesia tentu yang mendunia di mana kita menjadi keseimbangan untuk pada saat ini situasi panas ekonomi dan politik global,” ujarnya.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, kata Erick, semua pihak harus bekerja secara cepat. Dibutuhkan kerja praktikal, bukan hanya teori yang bertele-tele.
Diperlukan solusi-solusi berani yang langsung dapat diimplementasikan untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa.
“Jadi kita harus berani tabrak policy-policy yang membelenggu kita,” tutur Ketua Umum Perserikatan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu.
Baca juga: Bertemu 2 Jam di Markas PKB, Anies-Cak Imin Bahas Rencana Jangka Pendek hingga Panjang Pilpres 2024