Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Manuver Anies-Muhaimin: Politik Memang Kejam

Kompas.com - 04/09/2023, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari sinilah babak baru koalisi Nasdem – PKB mulai terjalin dan memporak-porandakan puzzle koalisi yang selama ini telah terbentuk.

Sebagian kalangan menganggap langkah dan cara Cak Imin dan Anies Baswedan adalah gambaran tipikal politisi yang tidak beretika.

Ada juga yang bilang mereka adalah pengkhianat. Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malah bilang Anies adalah pengkianat, tidak beretika dan di luar kepatutan.

Menawari AHY dengan posisi Cawapres hingga tujuh kali adalah perilaku Anies yang dianggap politisi yang suka “meng-ghosting” orang.

SBY bahkan menyebut Demokrat telah diselamatkan karena tidak jadi bersama Anies karena sulit membayangkan jika terpilih kelak pasti tidak amanah, apalagi dengan kekuasaan yang besar.

Capres Prabowo Subianto yang kini berhasil menghimpun Gerindra, Golkar, PAN, PBB serta Gelora dalam Koalisi Indonesia Maju ikut-ikutan menyebut adanya pengkhianatan di tubuh koalisinya.

Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan malah menyebut Cak Imin keluar dari koalisi pengusung Prabowo sebagai bakal capres tidak menyalahkan “lampu sein” terlebih dahulu.

Jika kita mau mengulik kembali azas dan prinsip-prinsip dasar dari Ilmu Politik, apa yang dilakukan Anies, Cak Imin maupun politisi-politisi lain tidak ubahnya tengah mencari panggung-panggung politik demi kekuasaan.

Politik memang selalu dikaitkan dengan kekuasaan, karena memang konsep politik itu tidak lepas dari upaya mempertahankan kekuasaan.

Menurut W.A. Robson dalam Budiardjo (1998), politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam masyarakat.

Ramlan Surbakti juga memiliki pendapat yang sama bahwa politik merupakan segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat.

Kekuasaan di sini memiliki arti suatu kemampuan seseorang yang bisa memberikan pengaruh kepada orang lain. Baik itu tentang pola pikir ataupun perbuatan yang bisa membuat orang lain berpikir dan bertindak sesuai dengan orang yang memberikan pengaruh tersebut.

Bisa jadi, cara dan strategi yang dilakukan Cak Imin dan Anies Baswedan dianggap tidak beretika, kasar, menelikung dan berkhianat.

Namun bagi Cak Imin atau Anies, boleh jadi apa yang dilakukannya hanyalah mencari peluang di antara segala kemungkinan yang terjadi.

Patut dipertanyakan pula, mengapa juga sebagai politisi senior sosok-sosok seperti Prabowo dan SBY yang kenyang dengan asam garam perpolitikkan bisa “ditelikung” dan “dikhianati” oleh politisi-politisi “kemarin sore”?

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com