Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Manuver Anies-Muhaimin: Politik Memang Kejam

Kompas.com - 04/09/2023, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI-hari ini, suasana perpolitikkan memang “sedang tidak baik-baik” saja bagi sebagian kader suatu partai politik.

Bayangkan saja, entah sudah jutaan rupiah dihabiskan oleh satu orang calon anggota legeslatif hanya untuk memasang baliho dirinya yang akan maju di pemilu legeslatif 2024. Lengkap dengan tokoh “junjungannya”.

Tidak hanya di satu daerah, tetapi aksi “rusak gambar” berlangsung marak hampir meluas ke semua daerah di Tanah Air.

Bersolek manis dengan senyum tersungging tipis, tampil klimis bak pemain drakor. Saya begitu “haqqul yaqin” saat difoto pasti menahan napas agar perut terlihat ramping seperti CR-7.

Apa boleh buat, walau baliho tidak salah, tetapi harus diturunkan. Istilahnya “take down”.

Tidak hanya dicopot paksa, ada juga baliho dirobek, bahkan dibakar habis. Semua bersorak-sorai demi alasan membela kehormatan sang ketua umum.

Seperti berbalik 180 derajat, saat awal “dipasangkan” mereka menyambutnya dengan gegap gempita. Namun saat ditelikung, mereka berteriak “musang berbulu domba”, merasa dikhianati.

Deklarasi kandidat capres – cawapres telah tergelar meriah, bak meniru aksi heroisme pahlawan bangsa di tempat bersejarah.

Jika pahlawan merobek bendera musuh untuk menunjukkan keberaniannya, tetapi dua anak muda yang bertekad menjadi pemimpin negeri mampu “merobek” perasaan dari orang-orang yang disakitinya.

Konsistensi Cak Imin menjadi bakal cawapres

Nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sepertinya akan tercatat dalam sejarah politik kontemporer kita.

Cak Imin – demikian sapaan akrab keponakan Presiden Abdurrahman Wahid – begitu konsisten dalam menggapai kekuasaan di Pilpres 2024.

Bayangkan, sejak 13 Agustus 2022, PKB sudah “seia-sekata” menjalin kerjasama politik bersama Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres. Tanggal 27 Juli 2023, Cak Imin menerima kedatangan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

Ganjar Pranowo, bakal capres yang diusung PDIP, PPP, Perindo dan Hanura juga menyempatkan menemui Cak Imin pada 19 Agustus 2023. Sembari membawa sepasang burung Lovebird bercorak merah dan hijau, Ganjar berharap Cak Imin bisa bergabung di koalisi penerus Jokowi.

Siapa sangka, 31 Agustus 2023, elite Demokrat menyebut adanya pengkhianatan oleh Anies Baswedan yang urung menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres, tetapi malah menggamit Cak Imin.

Lebih mengagetkan lagi, 2 September 2023, bertempat di eks Hotel Yamato, Surabaya, Cak Imin mengikrarkan diri maju sebagai cawapres dari Capres Partai Nasdem, Anies Baswedan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com