Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Polusi Udara Jabodetabek, Luhut: 3 Bulan Bahkan Satu Tahun Baru Bisa Diselesaikan

Kompas.com - 01/09/2023, 18:07 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang juga Koordinator Penanganan Polusi Udara Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penyelesaian polusi di Jabodetabek bisa memakan waktu tiga bulan hingga satu tahun.

Menurut Luhut, semua pihak terkait saat ini bekerja secara terintegrasi untuk menyelesaikan persoalan polusi tersebut.

"Tapi, kami semua kerjakan sekarang begitu terintegrasi. Dan imbauan kita (agar) tak perlu saling menyalahkan. Karena ini enggak akan selesai sebulan, dua bulan," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

"It takes three months, atau bahkan satu tahun baru bisa diselesaikan," katanya melanjutkan.

Baca juga: Jawab Anggapan Tak Mau Minta Maaf karena Polusi Memburuk, KLHK: Ini PR Kita Semua

Luhut mengungkapkan, ada sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah untuk menangani polusi di Jabodetabek.

Pertama, pemerintah melakukan studi untuk memetakan strategi penanganan polusi udara. Kedua, melakukan cek karbon emisi terhadap mobil dan motor.

Kemudian, pemerintah saat ini mulai melakukan tirai air di gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk mendorong terjadinya hujan.

"Jadi nanti paralel semuanya kita lakukan. Masalahnya adalah hujan tidak ada, nanti bulan ini cuma ada besok, tipis kemungkinan hujan buatan karena harus ada apa namanya potensi hujannya itu. Kemudian, tanggal 8 dan 9, setelah itu enggak ada sama sekali. Itu yang jadi masalah kita," ujar Luhut.

Baca juga: Jokowi, Luhut, hingga Heru Budi Harus Belajar Perang Pencemaran Udara dari China

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, penyebab polusi udara di kawasan Jabodetabek antara lain karena asap kendaraan bermotor dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Selain itu, ada pula sumbangan asap dari rumah tangga, pembakaran dan sejumlah penyebab lain.

"Jadi dikonfirmasi kembali bahwa angka-angka yang dilihat sebagai sumber pencemaran ataupun penurunan kualitas udara Jabodetabek, yaitu 44 persen kendaraan, 34 persen PLTU dan sisanya adalah lain-lain, termasuk dari rumah tangga, pembakaran dan lain-lain," ujar Siti usai mengikuti rapat terbatas polusi udara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada 28 Agustus 2023).

Oleh karenanya, Siti mengatakan, Presiden Jokowi meminta kementerian dan lembaga fokus melakukan pengendalian polusi udara di Jabodetabek.

Baca juga: Atasi Polusi, Pemprov DKI Uji Coba Water Mist di Atap Balai Kota

Menurutnya, fokus pengendalian diutamakan dengan basis kesehatan.

Sejalan dengan hal itu, Siti mengatakan, Presiden juga meminta semua kementerian dan lembaga tegas dalam melangkah, membuat kebijakan, dan operasi di lapangan untuk penanganan polusi udara.

"Ini tentu pada konteks Kementerian LHK terkait dengan penegakan hukum terhadap sumber-sumber pencemaran terutama dari industri pembangkit listrik dan lain-lain dan juga uji untuk emisi kendaraan yang harus ketat," katanya.

Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa pada rapat tersebut juga dibahas soal teknik modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak polusi udara di Jabodetabek.

"Tetapi perlu dipahami bahwa teknik modifikasi cuaca ini membutuhkan awan, ada syaratnya menurut ketentuan klimatologi dan ini perlu dikatakan lah diperkuat sesuai dengan kondisi yang ada," ujar Siti.

Baca juga: Luhut Ditunjuk Jokowi Pimpin Penanganan Polusi Udara di Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com