Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulhas Sebut Prabowo Beri Gelar "Maestro" ke Jokowi karena Menang Pilpres 2 Kali

Kompas.com - 28/08/2023, 21:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan gelar "maestro" kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, Jokowi menjadi salah satu sosok yang patut diacungi jempol dalam kontestasi. Saat mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menang. Begitu pula saat mencalonkan diri sebagai Presiden.

"Dia itu walikota hebat, dari Solo. Jadi gubernur, menang. Jadi presiden dua kali, menang mutlak. Hebat enggak? Maka Pak Prabowo kasih gelar 'maestro'," kata Zulkifli Hasan dalam acara Bimtek dan Perayaan HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023) malam.

Baca juga: Akui Lapor Jokowi Saat Berkoalisi Usung Prabowo, Zulhas: Tapi Tidak Ada Arahan

Oleh karenanya, Zulhas mengatakan, Jokowi adalah salah satu tokoh yang diajak berdiskusi saat PAN memutuskan berkoalisi dengan Partai Gerindra mendukung Prabowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Apalagi, menurut Zulhas, Jokowi adalah Presiden. Sehingga, sebagai menteri, ia wajib melapor.

"Beliau itu bagaimana kita enggak ajak diskusi. Ya, kita lapor, kita diskusi. Namanya pembantu presiden, ya lapor. Apalagi Pilpres (pemilihan presiden), masa enggak lapor," ujarnya.

Kendati demikian, Zulhas menegaskan bahwa ia tidak mendapat arahan apa pun dari Jokowi.

"Tapi catat, tidak ada arahan. Jadi kalau ditanya ada arahan atau tidak, tidak ada arahan. Tapi lapor, kita yang lapor, bukan diminta," katanya.

Baca juga: Singgung Pelukan Erat Prabowo dan Airlangga ke Cak Imin, Zulhas: Jangan Sampai Lepas

Diketahui, saat ini PAN sudah bergabung dengan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar sebagai koalisi pendukung Prabowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Sebelumnya, PAN tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun, koalisi tersebut mulai retak setelah PPP mendeklarasikan dukungan pada bakal capres PDI-P Ganjar Pranowo.

Sementara itu, Jokowi kerap dikaitkan dengan koalisi besar yang akhirnya kini mendukung Prabowo sebagai bakal capres.

Pasalnya, wacana koalisi besar itu sempat terlontar dari Jokowi usai menghadiri acara silaturahmi yang digelar PAN pada April lalu.

Terbaru, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembentukan koalisi pendukung Prabowo yang terdiri dari Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar.

Baca juga: Ketika Prabowo Peluk Erat Cak Imin yang Datang Terlambat di HUT Ke-25 PAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com