Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Tragis Alutsista TNI Akibat Embargo Rusia Usai Geger 1965

Kompas.com - 28/08/2023, 19:20 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pemerintah melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI menjadi salah satu topik yang disorot.

Terjadi perdebatan antara kelompok yang setuju dan kontra terhadap rencana Menteri Pertahanan Prabowo membeli jet tempur Boeing F-15EX buatan Amerika Serikat. Hal itu dikuatkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertahanan dan Boeing.

Kelompok yang mengkritik menganggap rencana pembelian F-15EX memperlihatkan kekeliruan karena Indonesia pernah mengalami embargo oleh Amerika Serikat pada 1995 sampai 2005.

Baca juga: Wamenhan Sebut Pembelian Jet Tempur Rafale dan F-15 Masih dalam Tahap Negosiasi

Selain itu, argumen mereka adalah F-15EX tidak mempunyai kemampuan tak terdeteksi radar atau siluman (stealth), serta lebih mahal dari unit jet tempur buatan Rusia.

Penyebab embargo itu adalah TNI disebut melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam insiden Pembantaian Santa Cruz di Dili, Timor Timur (kini Republik Demokratik Timor Leste) pada 1991.

Mereka yang kontra dengan pembelian F-15EX juga menilai sebaiknya Indonesia membeli alutsista dari Rusia, yang dianggap menjadi sahabat sejak masih menjadi Uni Soviet.

Baca juga: Indonesia Buru Jet Canggih, Prabowo: Rafale dan F-15 Kita Kejar

 

Embargo Rusia

Persoalan embargo ternyata tidak hanya dilakukan oleh Amerika Serikat. Rusia ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet juga pernah menerapkan embargo terhadap Indonesia.

Pada 1950-an sampai 1960-an, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia memang sangat erat.

Eratnya hubungan kedua negara ditandai dengan keakraban antara Presiden ke-1 Indonesia, Soekarno, dengan Perdana Menteri Rusia Nikita Kruschev saat berkunjung ke Moskwa.

Saat itu, pemerintah Rusia bahkan memberikan bantuan dana kepada Indonesia buat membangun Monumen Nasional dan kompleks olahraga serta Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta.

Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Negara Kedua di Asia Tenggara yang Punya F-15

Ketika Soekarno mengumumkan operasi militer Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda, serta Dwi Komando Rakyat (Dwikora) atau yang dikenal sebagai masa konfrontasi buat menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia, Rusia juga memberikan bantuan persenjataan atas nama Uni Soviet.

Bantuan persenjataan dari Uni Soviet itu berupa kapal perang jenis penjelajah (cruiser), perusak (destroyer), kapal selam kelas Whiskey, tank amfibi, kapal cepat rudal, jet tempur MiG, serta pesawat pengebom Tupolev Tu-16.

Atas bantuan persenjataan itu, Angkatan Bersenjata Indonesia pada saat itu dianggap sebagai salah satu yang terkuat di kawasan Asia.

Pada saat itu kondisi dalam negeri juga tengah carut marut. Inflasi yang tidak terkendali serta korupsi membuat rakyat kesulitan membeli bahan pangan.

Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur F-15 yang Berpotensi Dijual AS ke Indonesia: Sistem Radar hingga Senjatanya

Kemesraan antara Indonesia dan Uni Soviet berangsur meredup setelah peristiwa Gerakan 30 September pada 1965.

Akibat huru-hara politik itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mencabut mandat presiden seumur hidup dari Soekarno melalui sidang pada 7 Maret 1967.

Soeharto yang menduduki tampuk kekuasaan menggantikan Soekarno memutuskan membekukan segala bentuk hubungan kerja sama dengan Uni Soviet dan China.

Keputusan Soeharto juga membuat Uni Soviet murka dan memberlakukan embargo terhadap Indonesia. Alhasil, sejumlah alutsista mulai dari kapal perang sampai pesawat pengebom TNI kesulitan suku cadang.

Baca juga: AS Setuju Jual 36 Jet Tempur F-15 dan Peralatan Militer Lain Senilai Rp200 Triliun ke Indonesia

Berbagai alutsista buatan Uni Soviet itu akhirnya ada yang terpaksa dipensiunkan, tetapi ada juga yang dipertahankan seperti tank amfibi.

Normalisasi dengan keduanya baru dilakukan bertahun-tahun kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakkan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com