Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2023, 23:21 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendiang Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie atau kerap disapa BJ Habibie pernah menyampaikan petuah tentang pemanfaatan teknologi tepat guna buat membantu dan memudahkan masyarakat.

Bahkan menurut dia, prinsip paling penting dari teknologi adalah bukan soal kecanggihannya tetapi apakah relevan buat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat, dengan cara yang paling menguntungkan.

Mengutip dari surat kabar Kompas pada 7 Februari 1990, Habibie menyampaikan pernyataan itu dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR.

Baca juga: Kisah Habibie dan Proyek Jip Banteng

Pada saat itu Habibie memberi contoh tentang penerapan sel surya, sebagai pembangkit listrik tenaga fotovoltaik untuk penerangan yang telah diterapkan di Desa Sukatani, Sukabumi, dan diresmikan Presiden Soeharto pada Desember 1989.

Menurut Habibie, penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga surya itu sekaligus menepis pendapat yang menyatakan teknologi canggih hanya bagi orang yang berduit dan cara hidupnya canggih.

Selain itu, lanjut Habibie, hal tersebut juga menunjukkan teknologi canggih itu bisa menyelesaikan masalah di pedesaan, yang umumnya dianggap tidak perlu memakai teknologi tinggi.

“Saya menyebut ini ‘canggih’ karena pada mulanya sel surya itu digunakan untuk pembangkit listrik pada satelit,” ujar Habibie.

Baca juga: Habibie yang Kepincut Nasi Kapau tapi Anti-Durian

 

Ramah budaya

Habibie juga menilai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di Indonesia harus dilakukan tanpa mengorbankan kebudayaan dan tanpa melepaskan kaitan dengan kebudayaan dan identitas kita sebagai bangsa.

Karena menurut Habibie, justru kebudayaan yang melahirkan Iptek, dan sebaliknya iptek memperkaya kebudayaan.

Habibie mengatakan, Iptek yang tidak berakar pada kebudayaan akan melahirkan masalah-masalah yang tidak terduga dan dapat bertentangan dengan perkembangan proses nilai tambah, bahkan akan menurunkan produktivitas pelaksanaan proses nilai tambah.

"Secara lebih mendasar, penerapan iptek pada proses proses nilai tambah akan melahirkan berbagai masalah yang tidak akan dapat dipecahkan hanya oleh iptek," ujar Habibie, seperti dikutip dari surat kabar Kompas, 13 Februari 1990.

Baca juga: Protes Habibie soal Ujian Pilihan Ganda Bak Judi Porkas

Menurut Habibie, permasalahan itu menyangkut apa yang diperbuat dengan nilai tambah yang diciptakan, siapa yang menentukan pembagiannya diantara anggota masyarakat, dan berdasarkan apa ditentukan pembagian itu.

Selain itu juga soal masalah tentang peran yang harus dimainkan oleh pemerintah yang mewakili kepentingan seluruh masyarakat, baik anggota yang lemah maupun yang kuat.

Menurut Habibie, iptek memberi tiga landasan penting dalam kehidupan masyarakat.

Pertama, landasan berupa tingkat pemenuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat, yang meliputi pangan dan gizi, kesehatan dan harapan hidup, serta lingkungan hidup.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Bawaslu: Pasang Stiker dan Alat Peraga Kampanye di Rumah Harus Izin ke Pemilik

Bawaslu: Pasang Stiker dan Alat Peraga Kampanye di Rumah Harus Izin ke Pemilik

Nasional
Bawaslu: Bagi Sembako Saat Kampanye Kategori Politik Uang, Bisa Dipidana

Bawaslu: Bagi Sembako Saat Kampanye Kategori Politik Uang, Bisa Dipidana

Nasional
MUKP di Papua Selatan Naik, Kepala BKKBN Optimistis Angka Stunting Bisa Turun

MUKP di Papua Selatan Naik, Kepala BKKBN Optimistis Angka Stunting Bisa Turun

Nasional
Anwar Usman Tak Hadiri Pelantikan Hakim MK Ridwan Mansyur di Istana

Anwar Usman Tak Hadiri Pelantikan Hakim MK Ridwan Mansyur di Istana

Nasional
Di Malaysia, Mahfud Janjikan TKI Mendapat Perlakuan Hukum yang Layak Sesuai Aturan

Di Malaysia, Mahfud Janjikan TKI Mendapat Perlakuan Hukum yang Layak Sesuai Aturan

Nasional
Ketua TPN Sebut Ganjar Rajin Blusukan seperti Jokowi, Bahkan Tidur di Rumah Rakyat

Ketua TPN Sebut Ganjar Rajin Blusukan seperti Jokowi, Bahkan Tidur di Rumah Rakyat

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab Pangkoopsudnas dan Dankodiklatau, Wanti-wanti Tantangan yang Makin Kompleks

KSAU Pimpin Sertijab Pangkoopsudnas dan Dankodiklatau, Wanti-wanti Tantangan yang Makin Kompleks

Nasional
Mutasi Polri, Polisi yang Terseret Kasus Sambo Kembali Dapat Jabatan

Mutasi Polri, Polisi yang Terseret Kasus Sambo Kembali Dapat Jabatan

Nasional
Ridwan Mansyur Resmi Jadi Hakim Konstitusi, Ini Susunan 9 Hakim MK Terbaru

Ridwan Mansyur Resmi Jadi Hakim Konstitusi, Ini Susunan 9 Hakim MK Terbaru

Nasional
Profil Hakim MK Baru Ridwan Mansyur, Pernah Adili Pembunuh Munir

Profil Hakim MK Baru Ridwan Mansyur, Pernah Adili Pembunuh Munir

Nasional
Polisi Sebut Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa

Polisi Sebut Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa

Nasional
Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNN, Marthinus Hukom Punya Harta Rp 16,8 Miliar

Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNN, Marthinus Hukom Punya Harta Rp 16,8 Miliar

Nasional
Di Malaysia, Mahfud Ajak WNI Gunakan Hak Pilih pada Pemilu 2024

Di Malaysia, Mahfud Ajak WNI Gunakan Hak Pilih pada Pemilu 2024

Nasional
Jokowi Lantik Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN

Jokowi Lantik Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN

Nasional
Disaksikan Jokowi, Ridwan Mansyur Disumpah Jadi Hakim MK

Disaksikan Jokowi, Ridwan Mansyur Disumpah Jadi Hakim MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com