JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum Pindad meluncurkan jip taktis Maung untuk keperluan, di masa lalu sempat muncul jip buatan lokal yang diberi nama "Banteng."
Jip itu dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Keamanan (Puslitbang Hankam) pada 1979, atau saat masa pemerintahan Orde Baru.
Menurut pemberitaan surat kabar Kompas pada 12 Oktober 1979, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J. Habibie melihat langsung purwarupa jip itu.
Bahkan dia sempat melakukan uji ketahanan terhadap jip itu secara sederhana. Caranya adalah dengan membanting pintu jip Banteng.
Baca juga: Kesaksian Habibie tentang Detik-detik Soeharto Akhiri 32 Tahun Kekuasaan...
Purwarupa jip Banteng itu diserahkan kepada B.J. Habibie yang juga menjabat Kepala Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pada saat itu, Habibie mengatakan jip Banteng akan diuji secara menyeluruh di Laboratorium Uji Konstruksi (LUK) di Pusat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) terletak di jalan raya Puspiptek-Serpong, yang ketika itu masih termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Tangerang.
Akan tetapi, karena pada saat itu LUK Puspiptek Serpong masih dalam pembangunan dan baru rampung pada 1981. Maka uji tipe dilakukan di lapangan terbuka di lokasi itu.
Cara tes yang dilakukan adalah dengan mengendarai jip Banteng secara terus menerus buat menguji ketahanan seluruh komponen dan perawatan, kemungkinan timbulnya keretakan pada struktur rangka atau badan kendaraan, serta kekurangan lainnya.
"Itulah alasan saya, mengapa berani mengambil kebijaksanaan tambahan empat jip Banteng lagi. Yakni untuk menguji kendaraan ini, agar dapat menyamai kualitasnya dengan jip-jip buatan luar negeri," ujar Habibie.
Sebenarnya jip Banteng merupakan hasil modifikasi dari jip Land Rover buatan Inggris.
Pembuatan jip itu melibatkan Puslitbang Hankam, PT Java Motor selaku pemegang merek Land Rover di Indonesia, yang berkolaborasi dengan pemilik bengkel bernama Subagio di Jalan Saharjo, Jakarta.
Dalam proses pengerjaan jip Banteng membutuhkan 400 gambar cetak biru dan menelan waktu 2.100 jam kerja.
Mulanya jip itu dibuat khusus untuk kebutuhan militer, tetapi muncul ide buat memasarkannya kepada kalangan sipil.
Baca juga: Langkah Awal Habibie sebagai Presiden: Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan
Jip itu menggunakan dapur pacu buatan Leyland dengan spesifikasi 4 silinder berkapasitas 2.280 cc, dengan keluaran tenaga 70 daya kuda.
Konsumsi bahan bakar mesin itu 1 liter berbanding 7 kilometer. Badan mobil dirancang mampu mengangkut 8 penumpang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.