JAKARTA, KOMPAS.com - Mendiang Menteri Riset dan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie atau kerap disapa BJ Habibie pernah menyampaikan petuah tentang pemanfaatan teknologi tepat guna buat membantu dan memudahkan masyarakat.
Bahkan menurut dia, prinsip paling penting dari teknologi adalah bukan soal kecanggihannya tetapi apakah relevan buat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat, dengan cara yang paling menguntungkan.
Mengutip dari surat kabar Kompas pada 7 Februari 1990, Habibie menyampaikan pernyataan itu dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR.
Pada saat itu Habibie memberi contoh tentang penerapan sel surya, sebagai pembangkit listrik tenaga fotovoltaik untuk penerangan yang telah diterapkan di Desa Sukatani, Sukabumi, dan diresmikan Presiden Soeharto pada Desember 1989.
Menurut Habibie, penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga surya itu sekaligus menepis pendapat yang menyatakan teknologi canggih hanya bagi orang yang berduit dan cara hidupnya canggih.
Selain itu, lanjut Habibie, hal tersebut juga menunjukkan teknologi canggih itu bisa menyelesaikan masalah di pedesaan, yang umumnya dianggap tidak perlu memakai teknologi tinggi.
“Saya menyebut ini ‘canggih’ karena pada mulanya sel surya itu digunakan untuk pembangkit listrik pada satelit,” ujar Habibie.
Karena menurut Habibie, justru kebudayaan yang melahirkan Iptek, dan sebaliknya iptek memperkaya kebudayaan.
Habibie mengatakan, Iptek yang tidak berakar pada kebudayaan akan melahirkan masalah-masalah yang tidak terduga dan dapat bertentangan dengan perkembangan proses nilai tambah, bahkan akan menurunkan produktivitas pelaksanaan proses nilai tambah.
"Secara lebih mendasar, penerapan iptek pada proses proses nilai tambah akan melahirkan berbagai masalah yang tidak akan dapat dipecahkan hanya oleh iptek," ujar Habibie, seperti dikutip dari surat kabar Kompas, 13 Februari 1990.
Menurut Habibie, permasalahan itu menyangkut apa yang diperbuat dengan nilai tambah yang diciptakan, siapa yang menentukan pembagiannya diantara anggota masyarakat, dan berdasarkan apa ditentukan pembagian itu.
Selain itu juga soal masalah tentang peran yang harus dimainkan oleh pemerintah yang mewakili kepentingan seluruh masyarakat, baik anggota yang lemah maupun yang kuat.
Menurut Habibie, iptek memberi tiga landasan penting dalam kehidupan masyarakat.
Pertama, landasan berupa tingkat pemenuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat, yang meliputi pangan dan gizi, kesehatan dan harapan hidup, serta lingkungan hidup.
Kedua, iptek memungkinkan dikembangkannya sistem informasi dan komunikasi, evaluasi dan analisis yang lengkap, makro dan mikro, dan mencakup seluruh anggota masyarakat.
Maka dapat secara merata memberikan informasi di bidang apa saja yang penting bagi kehidupan dan kebudayaan suatu bangsa. Kemampuan inilah yang memungkinkan suatu bangsa dan masyarakat memajukan kesejahteraan dan taraf hidupnya.
Ketiga, manusia yang sehat sejahtera dan kaya akan informasi akan dapat memanfaatkan dan mengembangkan dengan cepat semua iptek, yang diperlukan untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan mutu kehidupannya.
Penggerak bagi perkembangan ini adalah sifat khas manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki hasrat konsumsi yang selalu meningkat (rising demand), baik konsumsi dalam perangkat keras, maupun perangkat lunak dan perangkat otak. Manusia memiliki ciri mampu membentuk suatu visi atau wawasan.
Habibie berpendapat, iptek yang tidak menunjang ketiga landasan tadi hanya merupakan kemewahan yang tak ada artinya, dan suatu kemubaziran yang membuang-buang tenaga dan sumber daya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/24/23210951/petuah-bj-habibie-soal-teknologi-tak-mesti-canggih