Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Cak Imin Jadi Cawapres Prabowo, Yenny Wahid: Kita Bye-bye

Kompas.com - 11/08/2023, 14:00 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dengan tegas tak akan mendukung Prabowo Subianto jika memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi bakal calon wakil presidennya.

Hal itu ditegaskan Putri Gus Dur, Yenny Wahid dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (10/8/2023) malam.

"(Jika Cak Imin jadi cawapres Prabowo) ya kita bye-bye hahaha," katanya dalam acara terseebut.

Baca juga: Sebut PKB Warisan Kiai, Cak Imin: Saya Wajib Hukumnya Menjaga dan Merawat

Yenny tak masalah jika Cak Imin mengusung Prabowo sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024.

Hanya saja, ia memastikan, barisan Gusdurian, kelompok yang memperjuangkan pemikiran Gus Dur, akan menarik diri bila Prabowo memilih Cak Imin sebagai cawapres.

"Kalau sebagai sesama pengusung (Prabowo) tidak apa-apa, tapi kalau pendamping lain urusan, agak berat itu," katanya.

Yenny mengatakan, penarikan dukungan kepada Cak Imin sudah pernah dilakukan pengikut Gus Dur saat kudeta PKB yang dilakukan Cak Imin.

Baca juga: Cak Imin: Kita Sama Gerindra

Yenny mengatakan, simpatisan Gus Dur justru lebih memilih mendukung Gerindra saat Gus Dur tak lagi memegang kendali PKB yang direbut oleh keponakannya sendiri itu.

"Yang menarik representasi suara NU di PKB justru lebih kecil dibandingkan suara NU di Gerindra. Karena waktu Cak Imin menelantarkan Gus Dur, kita PKB Gus Dur, Cak Imin dengan PKB Cak Imin," katanya.

"PKB Gusdur mengalihkan suara untuk Gerindra, maka suara Gerindra naik di Jatim 2009, suara PKB Cak Imin turun 70 persen," sambung Yenny.

Namun dukungan kepada Prabowo saat ini juga belum ditentukan. Yenny mengatakan saat ini dia dekat dengan seluruh capres baik Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com