Nuansa pagi yang masih relatif temaram, makin syahdu dipadu nyala lampion yang menggantung di tengah jalan.
Tampak puluhan jemaah berjalan dari Masjid Nabawi menuju arah yang sama, Masjid Quba. Kebanyakan dari mereka adalah jemaah Pakistan atau Bangladesh.
Lepas pertokoan lama, pada sisi kiri dan kanan jalur mobil golf ditanami pepohonan. Banyak di antaranya adalah Pohon Waru.
Deretan pepohonan ini ditanam berjajar dengan jarak sekitar 8 meter berada di sepanjang jalan menuju Masjid Quba. Di antara dua pohon, ada balok ukuran 50 cm yang disiapkan sebagai tempat duduk.
Sekitar 1 kilometer jelang Masjid Quba, ada gerbang bertuliskan marhaban bika fii mataajiri ahlil madinah (selamat datang di kawasan pertokoan warga Madinah).
Sesuai namanya, sepanjang jalur ini juga banyak toko-toko kecil (3 m x 3 m) yang menjajakan beragam dagangan.
Ada makanan, mulai dari juz, roti, kurma, nasi arab, dan lainnya. Banyak juga yang jual oleh-oleh seperti sajadah dan baju.
Pada ujung jalur ini, terdapat taman bermain yang dipadu dengan kawasan pertokoan, serta kafe dengan sajian teh dan kopi arab (Syay, Syahy, dan Qahwah).
Taman dan kafe ini menyatu dengan halaman Masjid Quba dengan jarak sekitar 50 m. Semerbak wangi bahur yang dibakar menyeruak, menambah nuansa kearaban.
"Dari kafe ini, kita bisa melihat kemegahan masjid yang didominasi dengan warna putih, yakni Masjid Quba, masjid yang pertama di bangun Rasulullah Muhammad saw," tutur dia.
Setelah berjalan sekitar 60 menit (06.05 WAS), mereka pun masuk ke masjid.
Di dalam masjid ada papan digital, berisi info waktu salat. Tercatat, waktu syuruq jam 05.49 WAS, menandakan sudah diperkenankan menunaikan Salat Sunnah.
"Banyak jemaah tunaikan salat. Semoga, meski di Madinah, mereka mendapat pahala, layaknya pahala umrah. Aamiin," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.