Faktor lainnya adalah masyarakat jenuh dan gerah dengan berita-berita terkait persoalan ekonomi-hukum-politik yang tidak berujung dan tidak memiliki solusi.
Kondisi ini berkorelasi dengan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia berjudul Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023.
Adapun jumlah responden survei, yaitu sebanyak 8.510 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Survei APJII membuat skoring 1 sampai 4. Hasil Survei APJII menunjukkan bahwa alasan utama masyarakat Indonesia menggunakan internet, karena ingin mengakses media sosial. Skornya 3,33.
Setelah itu, alasan masyarakat menggunakan internet karena ingin mengakses berita. Skornya 3,15.
Keterlibatan pemilik media massa secara terang-terangan terhadap politik turut andil menurunkan tingkat kepercayaan terhadap media massa. Masyarakat beranggapan bahwa banyak media massa yang sudah menjadi media partisan.
Berdasarkan data yang ada, beberapa grup media massa yang terafiliasi dengan partai politik dan kandidat di Pemilihan Presiden 2024 seperti, Media Grup dengan pemilik Surya Paloh, yang merupakan Ketua Umum Partai Nasdem.
Lalu ada Hary Tanoesoedibjo (HT), pemilik MNC Grup. HT menjabat Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Selanjutnya ada Aburizal Bakrie, pemilik Viva Grup. ARB adalah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.
Beberapa pemilik media juga pernah menjabat di posisi politik seperti menteri. Misalnya, Dahlan Iskan dengan Grup Jawa Pos dan Chairul Tanjung dengan CT Corp yang menaungi, detik.com, CNN Indonesia, dan lain sebagainya.
Kemudian grup Mahaka, yang terasosiasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Grup ini memayungi media massa Republika dan beberapa siaran radio.
Ketidakpercayaan publik terhadap media massa semakin diperparah dengan tingginya polarisasi politik di Indonesia yang ikut meningkatkan persepsi negatif atas berita yang dihasilkan media massa.
Bahkan di beberapa instansi pemerintah pada suasana Pilpres 2019, ogah menonton siaran TV berita karena jenuh dengan konflik dan drama Pilres 2019.
Rendahnya tingkat kepercayaan terhadap media massa juga terlihat dari seringnya masyarakat mengkritik kualitas konten berita yang diproduksi jurnalis maupun media massa.
Survei Reuters Institute dan University Oxford 2023 mencatat, ada 45 persen masyarakat yang pernah mengkritik jurnalis atau media berita.
Survei tersebut juga menyimpulkan bahwa semakin tinggi kritik terhadap media massa, maka semakin tinggi pula tingkat ketidakpercayaan terhadap berita.
Sebaliknya semakin rendah kritik terhadap media massa, maka semakin rendah tingkat ketidakpercayaannya terhadap berita.
Pers adalah pilar keempat demokrasi. Tanpa pers atau media massa, demokrasi bisa timpang. Hanya saja dewasa ini, pilar tersebut sedang tidak baik-baik saja. Catnya mulai memudar dan dindingnya mulai retak-retak.
Selain harus menghadapi tantangan digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI), pers juga sedang berkutat pada isu keberlanjutan dan kondisi keuangan yang semakin berat.
Di samping itu, ada tantangan lain yang harus dihadapi media massa dalam waktu dekat, yaitu menjaga netralitas dan objektifitas pada tahun politik.