Simbol-simbol semacam ini dianggap memang cukup diperlukan di tengah pemilihan yang berlangsung serentak, untuk menggaet simpati pemilih dengan lebih mudah.
Sebab, jelang pemilu, pemilih akan diperebutkan oleh banyak kandidat, baik caleg maupun capres, yang membawa visi-misi berbeda.
Isu yang berkembang jelang pemilu juga amat beragam. Karakteristik pemilih di Indonesia dianggap belum dapat menilai kandidat berdasarkan isu.
Di samping itu, pemilih memiliki keterbatasan untuk untuk mengenali dan menggali latar belakang tiap kandidat.
"Di Indonesia, misalnya, hari ini, kita tidak terlalu sadar, harga naik atau turun, masyarakat ada yang merasa dan tidak. Ada banyak isu buat masyarakat, ada yang ngomong harga, banjir, penyakit, ngomong ini, itu, dan lain-lain," ungkap Philips.
"Akhirnya, pemilih itu (bingung) dari semua isu penandanya buat mereka yang penting apa, sehingga larinya ke yang sifatnya simbol," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.