“Ada satu pertanyaan Bapak/Ibu ketika saya pakai baju garis ini, ‘Pak Ganjar kenapa hitam putih?'. Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu,” kata dia disambut tepuk tangan meriah dari para pendukungnya.
Baca juga: Soal Pertemuan dengan Kades Se-Jatim, Ganjar: Ini Tidak Kampanye, Tidak Ada Dukungan Politik
Sementara itu, dari sisi relawan, motif ini dimaknai sebagai keteguhan sikap untuk satu dukungan terhadap satu kandidat pada Pilpres 2024, yaitu Ganjar sendiri.
Ia menyinggung ucapan Ganjar yang menganggap organisasi relawan kini sudah tak bisa dipandang sebelah mata dalam kontestasi elektoral.
Kepada para relawan, Ganjar memang mengungkit relawan Joko Widodo itu berperan penting mengantarkan eks Wali Kota Solo itu menang Pilpres 2014 dan 2019.
"Secara simbolis, menggunakan baju garis-garis sebagai bentuk kita relawan garis lurus, relawan yang secara hitam-putih memilih mana yang benar, menyingkirkan yang salah," sebut Ketua Pelaksana Deklarasi Nasional Relawan Jokowi Dukung Ganjar Pranowo, Teddy Wibisana.
Baca juga: Soal Potensi Usung Ganjar-Erick pada Pilpres 2024, PAN: Semua Masih Cair dan Dinamis
"Hitam-putih, tidak lagi abu-abu mendukung Ganjar Pranowo," ungkapnya.
Ia juga mengaku bahwa kemeja garis vertikal hitam-putih yang dideklarasikan sebagai kemeja relawan Ganjar hari ini mencerminkan sikap alumnus Universitas Gadjah Mada tersebut.
Teddy menyampaikan, garis vertikal hitam-putih itu melambangkan tindakan Ganjar yang dianggap tegak lurus dan selalu konsisten terhadap konstitusi, NKRI, dan Pancasila.
"Bisa teman-teman media lihat selama ini, track record Pak Ganjar dibanding calon-calon yang lain, mana yang paling konsisten," kata Teddy.
Pengamat politik, Philips Vermonte, menilai upaya politikus mendeklarasikan seragam bagi para simpatisannya jelang pemilu, termasuk Ganjar Pranowo baru-baru ini, belum dapat menandingi apa yang dilakukan Joko Widodo dengan kemeja kotak-kotaknya jelang Pilgub 2012 dan Pilpres 2014.
Philips menilai, apa yang terjadi dengan baju kotak-kotak pendukung Jokowi adalah fenomena yang sifatnya organik dan otentik dari para simpatisan.
"Sekarang kan lebih ke gimmick-nya," kata dia ketika ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
"Persoalan kita, dalam setiap strategi kampanye dan lain-lain, otentisitas itu penting. Poinnya Pak Jokowi bukan kotak-kotak atau garis-garis, tapi otentisitasnya," lanjutnya.
Baca juga: Ungkap Isi Pertemuan dengan Surya Paloh, Jokowi: Bicara Politik dan 2024
Baju kotak-kotak Jokowi dinilai bukan hanya digerakan dari akar rumput, tetapi juga merepresentasikan pakaian yang sehari-hari digunakan orang kebanyakan, sehingga otentisitas itu terasa kental
Philips menjelaskan, sejak keberhasilan baju kotak-kotak ala pendukung Jokowi, banyak kekuatan politik yang berupaya menempuh langkah serupa, walau tak selalu otentik.