Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Ganjar Ketika Ditanya Seberapa Yakin Menang Pilpres...

Kompas.com - 15/07/2023, 20:38 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo menanggapi pertanyaan soal seberapa besar keyakinannya memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Hal itu disampaikannya saat memberikan materi di acara talkshow Young on Top National Conference 2023 di Mal Kota Kasablanka, Sabtu (15/7/2023).

Menurut Ganjar, yang semestinya dipahami publik adalah bukan dia jadi atau tidak sebagai presiden RI menggantikan Joko Widodo.

Melainkan bagaimana caranya menghadapi problem bangsa secara bersama.

Baca juga: Tanggapi Kritikan AHY ke Pemerintahan Jokowi, Ganjar: Kritik itu Boleh...

"Yang mesti kita pikirin sebenernya bukan saya jadi atau tidak. Sebenernya kita punya common sense ya, problem bangsa ini," ujar Ganjar.

Persoalan pertama, kata Ganjar, soal bonus demografi Indonesia memerlukan lapangan kerja yang lebih banyak.

Bukan sekadar lapangan kerja, tetapi diperlukan variasi lapangan pekerjaan sehingga kebutuhan ke depan bukan sekadar investasi saja.

"Mereka semua butuh kerja, maka tadi pertanyaannya sudah dijawab ya, kita butuh job creations lebih banyak. Tapi job creations itu kalau sekadar investasi," tutur Ganjar.

"Dan itu (investasi) enggak datang-datang apalagi kepastian hukumnya enggak bagus, enggak bakalan orang datang itu. Kalau izinnya tidak mudah, dipersulit, diperas, punglinya banyak, (investasi) enggak akan datang," lanjutnya.

Baca juga: Jokowi Minta Semua Fokus Kerja Sebelum Pemilu, Ganjar: Targetnya, Menjelang Finish Mesti Tuntas

Dengan demikian, menurutnya ruang untuk enterpreneur harus diciptakan pemerintah.

Sejalan dengan hal tersebut, kata Ganjar, Presiden Joko Widodo sudah membangun infrastruktur yang baik.

Antara lain membangun jalan tol dan perbaikan jalan daerah.

"Pak Jokowi sudah buat tuh infrastruktur transportasinya keren, jalan sudah bagus, tolnya sudah bagus, tinggal kita meng-utilize. Nah kemudian menyiapkan kawan-kawan untuk bisa masuk," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com