Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Masih Berpengaruhkah Jenderal (Pensiunan) di Pilpres 2024?

Kompas.com - 11/07/2023, 08:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam setiap ajang pemilu, saya kerap menemui baliho seorang calon yang masih menggunakan seragam militernya. Lengkap dengan menyebut pangkat dan jabatannya, walau dirinya sudah pensiun. Sebagian calon yang balihonya saya temui di sudut-sudut jalan di berbagai daerah tersebut, ternyata tidak terpilih alias kalah dalam kontestasi politik.

Di Pemilu 2024 ini, walau pelaksanaan pemilihan kepala daerah masih lama dan belum masuk tahapan kampanye, datanglah ke Kendari dan jelajahi pelosok Sulawesi Tenggara. Baliho wajah seorang pensiunan jenderal, lengkap dengan seragam tentara dan bintang duanya tertempel di dinding-dinding rumah warga dan dipajang di tempat-tempat strategis.

Terlepas dari pensiunan TNI/Polri pernah menduduki jabatan mentereng di republik ini, mereka masih perlu memiliki pengetahuan keahlian politik. Terlibat dalam dunia politik praktis membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang proses politik dan keterampilan politik.

Meskipun jenderal pensiunan mungkin memiliki pengalaman kepemimpinan yang kuat, mereka mungkin belum memiliki keahlian politik yang diperlukan untuk berhasil di dunia politik.

Terlibatnya jenderal pensiunan dalam politik dapat memunculkan pertanyaan tentang peran tentara dalam politik dan prinsip demokrasi sipil. Beberapa pihak terutama akademisi dan kalangan sipil khawatir bahwa kehadiran jenderal pensiunan dalam politik dapat mengganggu keseimbangan kekuasaan dan demokrasi yang sehat.

Meskipun jenderal pensiunan mungkin memiliki pengalaman dalam bidang militer, mereka mungkin perlu membuktikan wawasan dan pemahaman yang luas tentang isu-isu kebijakan yang kompleks di luar bidang keamanan. Pemilih, terutama pemilih kritis, akan mencari pemimpin yang memiliki visi dan pemahaman yang lebih komprehensif.

Baca juga: Persatuan Purnawirawan Polri Pastikan Netral di Pemilu 2024

Semakin dekatnya proses dan tahapan pencalonan presiden dan wakil presiden, saya memprediksikan para pensiunan militer dan polisi akan terus bergeliat mencari patron dan dukungan. Saya tidak saja menangkap adanya kegelisahan dari purnawirawan TNI/Polri terhadap permasalahan kebangsaan dan kenegaraan dewasa ini dalam aksi dukung-mendukung capres-cawapres. Sebagian dari mereka juga mencari aktualisasi diri usai pensiun dari militer dan polisi.

Ada tetangga saya yang pernah mengepalai salah satu matra di TNI, bukan lagi sekedar mendukung capres-cawapres tetapi malah nekad mencalonkan diri sebagai capres. Akhirnya ........merasa “kalah” karena tidak sekalipun dilirik oleh partai politik.

“Bagaimanapun indahnya sebuah strategi, Anda harus sesekali melihat hasilnya.” – Winston Churchill. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com