Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Tekad Koalisi Perubahan Berlayar, Negosiasi Nasdem-Demokrat soal Cawapres Anies Jadi Kunci

Kompas.com - 30/06/2023, 06:18 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

PKS minta bakal cawapres yang perkuat koalisi

Dihubungi terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memilih untuk bersikap di tengah. Ia menawarkan usulan Nasdem mendorong Yenny Wahid sebagai bakal cawapres Anies karena bisa menambah basis suara KPP pada kontestasi elektoral mendatang.

Di sisi lain, Mardani menganggap sikap Demokrat tak berlebihan jika meminta kursi bakal cawapres. Sebab, Demokrat juga berkepentingan untuk mendapatkan ekor jas dari pendamping Anies.

“Kalau teman-teman Nasdem sudah mulai dapat efek ekor jasnya Mas Anies, PKS sama Mas Anies juga dekat. Tapi, teman-teman Demokrat kan wajar (meminta efek ekor jas bacawapres),” katanya.

Sementara itu, ia mengatakan, bagi PKS yang terpenting siapa pun figur yang dipilih Anies, akhirnya bisa merekatkan KPP.

“Walaupun, lagi-lagi nanti apapun keputusannya, (bacawapres) mesti mensolidkan koalisi kita,” ujar Mardani.

Baca juga: PKS Sebut Usulan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Sudah Ada Sejak Awal

Koalisi diuji

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai saat ini KPP tengah diuji melalui ego sentris Nasdem dan Demokrat.

Belum senafasnya kedua parpol itu soal pendamping Anies menjadi ujian paling besar berlayarnya poros perubahan pada Pilpres 2024.

“Tinggal kita uji, apakah kepentingan Demokrat dan Nasdem akan tetap gontok-gontokan atau tetap ngotot sampai Oktober pendaftaran (bacapres-bacawapres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau ada perdamaian di dalamnya,” kata Adi pada Kompas.com, Jumat (30/6/2023).

Dalam pandangannya, Demokrat sadar bahwa keberadaan mereka menentukan apakah KPP bisa tetap bertahan sampai pilpres mendatang atau tidak.

Pasalnya, pengusungan Anies bakal gagal jika Demokrat yang saat ini juga tengah membangun kedekatan dengan PDI-P, hengkang.

Sebab, Anies akhirnya tak memenuhi syarat untuk maju karena partai pengusungnya tak memenuhi syarat presidential threshold minimal 20 persen kursi di DPR RI.

Baca juga: Nasdem Nilai Yenny Wahid Bakal Tambah Dukungan Suara untuk Anies

Menurutnya, Demokrat dan PKS sebenarnya bisa menggugat Nasdem untuk meminta hak pengusungan bakal cawapres. Sebab, Nasdem sudah menggunakan haknya untuk mengusulkan bakal capres.

Namun, Adi mengatakan, PKS tidak terlampau agresif seperti Demokrat untuk mendorong bakal cawapres usulannya.

“Demokrat juga layak bertanya apa yang kemudian membuat Anies tidak mau menjadikan AHY cawapres? Bukankah AHY secara politik Ketua Umum Demokrat yang menggenapi dan mengunci ambang batas pencalonan presiden?” ujar Adi.

“Bukankah AHY itu dari segi elektabilitas jauh di atas Yenny? Bukankah AHY lebih mewakili wajah oposisi ketimbang Yenny yang memang kedekatan dengan pemerintah cukup kuat? Jadi AHY itu unggul dari segala-galanya ketimbang Yenny,” katanya lagi.

Terakhir, Adi menyampaikan bahwa pertanyaan publik sangat mungkin sama dengan keresahan Demokrat yang terus mempertanyakan kenapa KPP tak mengusung Anies-AHY untuk menghadapi Pilpres 2024.

Ia lantas mengatakan, negosiasi antara Nasdem dan Demokrat bakal menjadi faktor utama guna menentukan apakah Anies dapat menjadi salah satu kontestan kursi RI-1 selanjutnya.

“Kalau Demokrat Nasdem tidak ketemu soal cawapres, ya tentunya akan deadlock, Koalisi Perubahan wasalam, tinggal nama,” ujar Adi.

Baca juga: Nasdem Klaim Demokrat dan PKS Bakal Legawa jika Anies Pilih Yenny Wahid Jadi Bacawapres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com