JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD mengatakan, fungsi dari Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) adalah buat mendukung kepentingan pelayanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terpencil (3T).
"Fungsi Satria-1 ini adalah untuk meratakan akses internet, terutama untuk kebutuhan pendidikan, untuk kesehatan, layanan publik untuk masyarakat, untuk TNI, untuk Polri di seluruh wilayah Tanah Air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil," kata Mahfud seperti dikutip dari keterangan pers usai peluncuran Satria-1, Senin (19/6/2023).
Mahfud mengatakan, satelit Satria-1 adalah proyek tersendiri dan tidak terdampak oleh kasus dugaan korupsi pengadaan base transceiver station (BTS) 4G yang menyeret mantan Menkominfo, Johnny Gerard Plate.
"Karena ini merupakan proyek tersendiri untuk memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil," ucap Mahfud.
Baca juga: Satelit Satria-1 Diprediksi Sampai Orbit di Langit Papua November 2023
"Terutama itu untuk sekolah, rumah sakit, untuk kantor-kantor pemerintah di tempat terpencil, dan untuk pos-pos TNI dan polri untuk daerah terpencil, terluar, dan tertinggal," lanjut Mahfud.
Mahfud juga mengatakan, Satria-1 adalah satelit internet pertama milik pemerintah yang diluncurkan.
Satelit itu diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 buatan perusahaan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik miliarder Elon Musk.
Peluncuran Satria-1 dilakukan dari Pusat Antariksa Kennedy di Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pukul 18.21 waktu setempat, atau pukul 05.21 waktu Indonesia.
Baca juga: Luncurkan Satelit Satria-1, Kemenkominfo Harap Bisa Dukung Akselerasi Transformasi Digital Nasional
Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto, mengharapkan agar Satria-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik.
Dia mengatakan, satelit Satria-1 akan bergerak menempati orbit pada 146 derajat Bujur Timur yang berada di atas langit Papua.
"Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” kata Arief dikutip dari keterangan pers, Senin.
Arief melanjutkan, selama perjalanan menuju orbit itu diharapkan satelit Satria-1 dalam kondisi baik hingga masa uji coba sebelum digunakan secara menyeluruh.
Baca juga: Satelit Internet Satria-1 Meluncur Pakai Roket Buatan SpaceX
Dia menyampaikan, kondisi satelit akan terus dipantau oleh produsennya yang berada di Prancis, Thales Alenia Space, untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.
"Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di Satria-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," ucap Arief.
Satria-1 ditargetkan beroperasi penuh mulai Januari 2024.
Satelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.