Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluncuran Satelit Satria-1 Dini Hari Waktu Indonesia, Disiarkan Lewat YouTube Kominfo

Kompas.com - 18/06/2023, 11:44 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) akan diluncurkan pada Senin (19/6/2023) dini hari besok.

Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mahfud MD, menyatakan proses peluncuran itu bisa disaksikan melalui YouTube.

"Peluncuran bagi yang ingin menyaksikan dari Indonesia dapat disaksikan secara langsung melalui kanal YouTube Kementerian Kominfo pada tanggal 19 Juni tahun 2023," kata Mahfud dalam keterangan pers di kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Peluncuran akan dilakukan di landasan peluncuran milik Angkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) di Tanjung Canaveral, Florida, pada Minggu (18/6/2023) pukul 18.04 waktu setempat, atau pada Senin pukul 05.04 WIB.

Baca juga: Wujudkan Internet Cepat di Wilayah 3T, Kemenkominfo Hadirkan SATRIA-1

Penanggung jawab peluncuran satelit multifungsi itu adalah perusahaan milik Elon Musk, SpaceX. Menurut laporan, roket peluncur yang mengangkut satelit Satria-1 sudah dibawa ke landasan.

Plt Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Arief Tri Hardiyanto mengatakan, diharapkan cuaca di lokasi cerah saat peluncuran.

Sebab, cuaca di Tanjung Canaveral kerap berawan disertai hujan dan angin pada pagi hari, dan siang hingga malam cerah berawan.

Satelit Satria-1 diharapkan diharapkan bisa melayani jaringan-jaringan komunikasi dan internet di wilayah terpencil yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik.

Baca juga: Kepri Jadi Salah Satu Stasiun Bumi Peluncuran Satelit Satria-1, Ada Nobar di SMAN 1 Batam

 

Selain itu, dengan satelit itu diharapkan terjadi pemerataan dan keadilan akses internet dan komunikasi bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Namun, satelit itu baru efektif beroperasi mulai Januari 2024.

Satelit Satria-1 dirakit oleh perusahaan Prancis, Thales Alenia Space, sejak September 2020 hingga Mei 2023.

Mulanya satelit itu bakal diangkut ke AS untuk diluncurkan menggunakan satu-satunya pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya. Namun, rencana itu batal karena burung besi tersebut hancur dalam peperangan antara Ukraina dan Rusia.

Alhasil satelit itu diangkut menggunakan kapal laut selama 17 hari dari Pelabuhan Cannes, Prancis, ke AS.

Baca juga: 6 Hal soal Satelit Satria-1, Meluncur 19 Juni 2023

Satelit Satria-1 akan diluncurkan menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur menggunakan roket Falcon 9 buatan SpaceX.

Satria-1 yang mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini disebut-sebut sebagai satelit dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit itu merupakan bagian dari proyek strategis nasional.

Pengadaan satelit itu menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Kominfo selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Konsorsium PSN mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).

Baca juga: Persiapan Sudah 95 Persen, Peluncuran SATRIA-1 Berlangsung Sesuai Jadwal

Menurut studi BAKTI Kominfo pada 2023, satelit Satria-1 diperkirakan mampu melayani kapasitas kecepatan hingga 150 Gbps, dan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.

Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diperkirakan bisa mencapai 4 Mbps.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com