Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Bantah Satelit Satria-1 Tak Berguna akibat Kasus BTS 4G

Kompas.com - 19/06/2023, 11:39 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Aryo Putranto Saptohutomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika Mahfud MD menegaskan bahwa Satelit Republik Indonesia-1 (Satria-1) tetap bisa beroperasi, dan tidak terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan base transceiver station (BTS) 4G, yang menjerat mantan Menkominfo, Johnny Gerard Plate.

Hal itu disampaikan Mahfud yang juga menjabat Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dalam keterangan melalui video usai peluncuran satelit Satria-1.

"Sekali lagi saya tegaskan ini tidak ada hubungannya dengan kasus BTS 4G," kata Mahfud.

Mahfud melanjutkan, proyek Satria-1 terpisah dari pengadaan BTS 4G, dan tetap bisa digunakan karena memiliki tujuan berbeda.

Baca juga: Satelit Satria-1 Diprediksi Sampai Orbit di Langit Papua November 2023

"Saya ingin membantah pendapat yang mengatakan Satria-1 ini tidak ada gunanya karena jaringan di Bumi itu tidak bisa tersedia berhubung adanya kasus BTS 4G yang sekarang ditangani Kejaksaan Agung," ucap

Dia mengatakan, Satria-1 ditujukan buat memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil.

Mahfud juga mengatakan, Satria-1 adalah satelit internet pertama milik pemerintah yang diluncurkan.

Satelit itu diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 buatan perusahaan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) milik miliarder Elon Musk.

Baca juga: Luncurkan Satelit Satria-1, Kemenkominfo Harap Bisa Dukung Akselerasi Transformasi Digital Nasional

 

Peluncuran Satria-1 dilakukan dari Pusat Antariksa Kennedy di Tanjung Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada pukul 18.21 waktu setempat, atau pukul 05.21 waktu Indonesia.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo Arief Tri Hardiyanto mengharapkan agar Satria-1 akan menempati orbit dan beroperasi dengan baik.

Dia mengatakan, satelit Satria-1 akan bergerak menempati orbit pada 146 derajat Bujur Timur yang berada di atas langit Papua.

"Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023,” kata Arief dikutip dari keterangan pers, Senin.

Baca juga: Satelit Internet Satria-1 Meluncur Pakai Roket Buatan SpaceX

Arief melanjutkan, selama perjalanan menuju orbit itu diharapkan satelit Satria-1 dalam kondisi baik hingga masa uji coba sebelum digunakan secara menyeluruh.

Dia menyampaikan, kondisi satelit akan terus dipantau oleh produsennya yang berada di Prancis, Thales Alenia Space, untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.

Arief berharap semua perangkat yang ada di Satria-1 dapat bekerja dengan baik, seperti panel surya (solar cell) dan antena.

"Dan bisa terkendali dari stasiun bumi," ucap Arief.

Satria-1 ditargetkan beroperasi penuh mulai Januari 2024.

Baca juga: Meluncur Besok, Satelit Satria-1 Siap Layani 50.000 Titik

Satelit itu merupakan satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia.

Pemerintah mengharapkan agar peluncuran Satria-1 berhasil dan bisa mendukung akselerasi transformasi digital nasional, terutama buat pemerataan akses internet buat sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan, serta pos TNI-Polri di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com