Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Diminta Lanjutkan Riset Nuklir, Megawati: Kita Bisa Menyusul

Kompas.com - 13/06/2023, 15:49 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dianjurkan terus mengembangkan penelitian nuklir untuk energi dengan memanfaatkan reaktor TRIGA yang beroperasi di Bandung, Jawa Barat.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri, saat menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan nota kerja sama antara BRIN dan TVRI di Jakarta, Senin (12/6/2023), seperti dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.

“Saya sendiri waktu dikenalkan kembali, meskipun saya banyak tahu, bahwa Bung Karno saja sudah berpikir untuk kita punya reaktor nuklir, saya sangat ingat adanya itu di Bandung namanya TRIGA,” kata Megawati.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Nilai Sudah Waktunya Indonesia Beralih ke Listrik Berbasis Nuklir

Megawati mendorong BRIN melakukan riset nuklir dengan alasan supaya anggaran yang dialokasikan pemerintah bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Menurut Megawati, BRIN masih bisa mengejar pengembangan riset nuklir dengan memanfaatkan reaktor TRIGA 2000 supaya bisa memanfaatkan energi itu seperti negara lain.

“Jadi sebenarnya kalau kita bisa men-develop-nya kembali menurut saya tidak telat. Kita bisa menyusul mereka-mereka yang telah mempunyainya,” ujar Megawati.

Reaktor nuklir TRIGA-Mark II dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yakni pada 9 April 1961. Tujuan awalnya adalah buat memanfaatkan nuklir sebagai sumber tenaga.

Baca juga: Tandatangani Nota Kesepahaman BRIN dan TVRI, Megawati Tak Ingin Hasil Riset Berakhir di Laci


Adalah pemerintah Amerika Serikat yang mengucurkan dana pembangunan dan riset untuk reaktor TRIGA-Mark II yakni masing-masing sebesar 350.000 dan 141.000 dollar AS.

Reaktor TRIGA-Mark II merupakan reaktor tipe kolam dan dipasang tanpa gedung. Tempat itu dirancang buat keperluan ilmiah serta universitas dalam hal akademis, riset swasta pribadi, dan produksi isotop.

Nama TRIGA merupakan singkatan dari Training, Research, and Isotop production by General Atomic. General Atomic adalah perusahaan AS yang membuat reaktor itu.

Baca juga: Energi Nuklir Jadi Bagian Rencana Jangka Panjang Indonesia

Pada awalnya reaktor TRIGA memiliki kapasitas menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt (kW).

Lantas pada 4 Desember 1971, Presiden Soeharto memerintahkan untuk meningkatkan kapasitas reaktor itu menjadi 1.000 kW atau setara 1 Mega Watt (MW).

Reaktor itu kemudian dimodernisasi pada 2000 dan kapasitasnya ditingkatkan hingga 2 MW.

Megawati yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI meresmikan modernisasi itu dan perubahan nama menjadi reaktor TRIGA 2000.

Baca juga: Gandeng Korsel, Thorcon Bangun Pembangkit Nuklir Thorium Pertama di Indonesia

Kini Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung sudah bisa membuat batang kendali (control rod) untuk reaktor TRIGA 2000. Hal itu dilakukan karena General Atomic sudah tidak lagi memproduksi suku cadang untuk reaktor itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com