“Ukraina bukanlah anggota UE, hanya teman UE. Tetapi UE merasa harus membantu karena tidak ingin agresi yang dilakukan Rusia terus terjadi. EU tidak mau Ukraina kemudian menjadi seperti Crimea,” ujar Borrell.
Baca juga: Serukan Perang Rusia-Ukraina Berhenti, ASEAN: Terus Berdampak Negatif pada Kami
Mereka mengkhawatirkan usulan Prabowo menjadi pembenaran terhadap agresi yang dilakukan Rusia.
“Saya tidak mengatakan benar atau salah. Posisi Indonesia dalam agresi terhadap Ukraina jelas menentang. Yang sampaikan adalah jalan keluar. PBB harus mengambil sikap untuk menyelesaikan perang ini agar tidak berlarut-larut dan menyulitkan kehidupan di seluruh dunia,” kata Prabowo.
Ukraina kemudian menolak proposal perdamaian yang disampaikan Menhan Prabowo Subianto.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko melalui situs Kementerian Luar Negeri Ukraina, Sabtu (3/6/2023), menganggap proposal Prabowo dibangun atas dasar sejarah Indonesia.
”Tidak ada wilayah yang disengketakan antara Ukraina dan Federasi Rusia yang menjadi alasan untuk mengadakan referendum di sana. Setelah melakukan agresi, Rusia menganeksasi Crimea, sebagian wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson, yang tercatat dalam dokumen resmi PBB,” kata Nikolenko dikutip dari Kompas.id.
Namun, Nikolenko mengatakan bahwa Ukraina menghargai perhatian Indonesia untuk mendorong perdamaian di Ukraina.
Baca juga: Belum Pasti Dukung Ganjar, PAN Bakal Bertemu Prabowo
Ukraina mengakui Indonesia adalah aktor penting di kawasan Asia Tenggara yang saat ini memimpin ASEAN.
Ukraina juga menghargai Presiden RI Joko Widodo yang menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi kota Kyiv untuk melihat secara langsung dampak agresi Rusia.
Nikolenko juga menegaskan kesepakatan gencatan senjata, pelepasan pasukan hingga jarak 15 kilometer, dan pembentukan zona demiliterisasi tidak akan berhasil.
Sampai saat ini, Rusia masih berusaha dengan segala cara untuk menghambat serangan balik Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.