Setidaknya, survei publik menempatkan mereka di daftar teratas untuk kontestasi kepemimpinan nasional.
Baca juga: Survei Populi Center: Prabowo Dinilai Paling Tegas, Ganjar Toleran, Anies Agamis
Yang jadi soal, elektabilitas Ganjar tidak selalu teratas. Kalaupun teratas, angkanya masih jauh dari mayoritas.
Di sini, perlunya koalisi mulai mendapatkan panggung. Yang dibutuhkan PDI-P adalah penyanding basis nasionalis yang jadi DNA-nya. Di Indonesia, ini dibaca sebagai basis pemilih muslim.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), dua di antara representasi kebutuhan basis itu, sudah merapat ke kubu Ganjar. Cukupkah?
Baca juga: Dari Lobi-lobi Koalisi, Kue Kekuasaan Mulai Diiris
Bagaimanapun, Prabowo dan Anies juga menggunakan basis massa pemilih muslim. Salah satunya tidak maju pun, basisnya tinggal geser ke salah satu dari ini.
Walau jejak karier politik Anies barulah satu periode Gubernur DKI Jakarta, kontestasi yang pernah mengantarkannya ke DKI-1 adalah salah satu simpul besar yang pernah membelah Indonesia ke dalam polarisasi mendalam.
Adapun Prabowo, lebih menantang lagi kedudukannya bagi Ganjar.
Pada 2009, dia adalah calon wakil presiden yang mendampingi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Pemilu Presiden 2009.
Lalu, dua kali Prabowo maju menjadi calon presiden dalam pemilu presiden sebelum ini memastikan kapitalisasi dukungan untuknya jelas tak bisa dipandang sebelah mata.
Ditambah lagi, bisa saja dukungan untuk Anies beralih kepada Prabowo, atau sebaliknya. Tantangan yang dihadapi Ganjar bertambah besar.
Kemungkinan ini nyata tak bisa disepelekan. Baik itu karena dukungan koalisi untuk Anies atau Prabowo pada akhirnya tidak memadai, misalnya, maupun pemilu presiden berlangsung dua putaran.
Baca juga: Bola Liar Lobi-lobi Koalisi Menuju Pemilu Presiden 2024
Strategi apa yang harus dibidik Ganjar dalam hal ini?
Jeli mencermati peta perolehan suara di Pemilu Presiden 2019 bisa jadi adalah PR kedua bagi Ganjar untuk memecahkan kemandekan elektabilitas dalam jajak pendapat publik sekaligus terobosan untuk menghadapi kontestasi.
Kemungkinan kontestasi kepemimpinan nasional diharapkan hanya diikuti dua pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, antara lain bisa ditengarai dari cawe-cawe Jokowi untuk Pemilu Presiden 2024.
Baca juga: Tujuh Kali Cawe-cawe Keluar dari Mulut Jokowi
Gelagatnya mulai dari inisiatif Jokowi dalam orkestrasi Koalisi Besar. Lalu, Jokowi dalam beragam kesempatan meng-endorse Prabowo dan Ganjar. Tak kurang, kriteria calon presiden penerusnya pun dia definisikan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.