Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Timbulkan Pertanyaan Besar Menteri Jadi Capres

Kompas.com - 26/05/2023, 14:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ada pula yang berkomentar, perjumpaan itu hanya sensasi atau gimik remaja milenial.

Memang sampai saat ini gerak-gerik para bakal calon presiden nampak masih menikmati adu gimik untuk menarik perhatian publik.

Ini seperti yang ditulis Iqbal Basyari di Kompas halaman 3, Jumat, 26 Mei 2023, berjudul “Menanti Gagasan Para Bakal Capres”.

“Gagasan dan program dari setiap bakal calon belum tampak,” tulis wartawan politik yang mengutip pernyataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Tentang mengumandangkan gagasan atau program mungkin kita bisa belajar dari Jokowi dalam debat pertama capres di Jakarta, Senin 9 Juni 2014, sembilan tahun lalu.

Ketika itu, Jokowi menyerukan di depan Prabowo dan Hatta Rajasa tentang tradisi baru capres.

“Ya, tradisi yang baru, tradisi yang baru (diucapkan dua kali) ini harus kita mulai bahwa yang menjadi capres tidak harus ketua umum partai, seperti saya dan pak JK bukan ketua umum partai. Ini tradisi baru yang harus kita mulai dan saya kira dengan cara-cara seperti ini, nanti yang akan maju yang terbaik, bukan yang ketua partai,” ujar Jokowi yang mendapat tepuk sorak sebagian hadirin yang bukan pendukung Prabowo saat itu.

Ucapan Jokowi ini bisa dilihat dalam buku berjudul “Janji-Janji Jokowi-JK /(Jika) Rakyat Tidak Sejahtera, Turunkan Saja Mereka” halaman 274.

Buku ini ditulis oleh Ismantoro Dwi Yuwono yang dicetak pertama kali tahun 2014 dan diterbitkan oleh Media Pressindo, Jakarta.

Dalam debat capres, Senin 9 Juni 2014 itu, Jokowi juga punya gagasan tentang pemerintahan koalisi partai yang ramping dan bukan bagi-bagi kursi menteri.

“Sejak awal sudah kami sampaikan, sejak awal sudah kami sampaikan (kalimat ini diulang dua kali), sebuah koalisi, sebuah kerjasama yang ramping. Tidak banyak parpol yang bergabung tidak apa-apa, tetapi yang paling terpenting adalah bahwa dalam bekerja nantinya kita mengedepankan kepentingan rakyat, bukan membagi-bagi menteri di depan, bukan membagi-bagi kursi di depan. Yang paling penting adalah, sejak awal sudah kami sampaikan, kerjasama kita adalah koalisi kerjasama ramping. Ini untuk menghindari nantinya, yang terjadi tidak hanya bagi-bagi kursi,” demikian transkrip ucapan Jokowi dalam debat yang dimuat di halaman 273 buku itu.

Tol laut jangan kelaut

Ada gagasan lain yang disampaikan Jokowi dalam debat capres kedua hari Minggu, 15 Juni 2014. Ini perlu direnungkan, dipelajari dan dikaji para bakal calon presiden nanti.

“Infrastruktur di negara kita ini, menurut saya, ke depan, yang paling penting adalah tol laut. Tol laut ini sangat penting sekali, sehingga yang namanya kapal, dari barat sampai ke timur, dari ujung Sumatera sampai nantinya di Papua, itu selalu ada, bolak-balik-bolak-balik…………..Tidak seperti sekarang ……..karena infrastruktur tidak dibangun berdasarkan kelautan, karena kita adalah negara maritim dan laut tidak diberi perhatian…..Kedua, dan laut, transportasi laut merupakan trasnportasi yang sangat murah.”

Demikian antara lain ucapan Jokowi yang ditranskrip dan dimuat di halaman 306 buku berjudul “Janji-Janji Jokowi-JK - (Jika) Rakyat Tidak Sejahtera, Turunkan Saja Mereka!”.

Jangan sampai infrastruktur tol laut sekarang diucapan dengan ucapan “itu sudah ke laut”.

Politik lucu ya? Ada teman yang bilang politik itu bukan hanya lucu, tapi juga bisa menebarkan sistem “cucurut cungkringisme”. Maksudnya, gema suaranya terdengar, tapi tidak nampak wujudnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com