Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Akui Belum Ada Kandidat Capres yang Mengajaknya Jadi Cawapres

Kompas.com - 23/05/2023, 07:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang juga politikus, Sandiaga Uno, mengatakan, hingga saat ini belum ada kandidat calon presiden (capres) yang menawarkannya menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres).

Menurut Sandiaga, persoalan menentukan capres ataupun cawapres merupakan ranah parpol atau gabungan parpol.

"Belum ada (yang menawari)," ujar Sandiaga Uno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).

"Ranah (penentuan) capres, cawapres itu ada di parpol dan gabungan parpol. Jika ada kesesuaian dalam rangka kemajuan Indonesia dan mudah-mudahan ini bisa kita putuskan dalam beberapa minggu bulan ke depan," katanya lagi ketika disinggung mau atau tidak menerima tawaran sebagai cawapres.

Baca juga: Hasto Benarkan Nama Sandiaga dan Nasaruddin Umar Masuk Kandidat Cawapres Ganjar

Lebih lanjut, Sandiaga memberikan jawaban saat disinggung soal apakah akan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah resmi keluar dari Partai Gerindra.

Menurut dia, saat ini komunikasi yang sangat intens dengan PPP masih dilakukan.

"Sekarang ini tentunya komunikasi sangat intens dengan PPP, tapi juga dengan parpol-parpol lain saya juga ikut berkomunikasi. Dan mendapatkan banyak masukan juga dari para kiai dan para ulama. Kita akan tentukan di beberapa minggu dan bulan ke depan," ujarnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengapa butuh waktu cukup lama untuk memutuskan akan bergabung di partai yang mana, Sandiaga Uno mengaku masih berpikir.

Sebab, masa setelah keluar dari Gerindra baru satu bulan dilaluinya.

"Masa satu bulan ini sangat singkat sekali sebetulnya. Ini kesempatan kita untuk cool down berpikir dengan tenang, serta tak terburu-buru, tak tergesa-gesa," kata Sandiaga Uno.

Baca juga: Belum Putuskan Akan Bergabung ke Partai, Sandiaga Uno: Jangan Tergesa-Gesa

Pria yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu menambahkan, dirinya mengusung pemikiran ingin melakukan percepatan pembangunan dalam kepemimpinan Indonesia ke depan.

Salah satunya dengan menghindari jebakan sebagai negara berpenghasilan menengah (middle income trap) yang terus terjadi.

"Dalam 13-15 tahun ke depan ini sangat penting. Kalau kita tak cekatan, pembangunan kita tak akan lolos dari lubang jarum dan jebakan kelas menengah ini," ujar Sandiaga.

"Banyak negara lain yang gagal naik kelas jadi negara maju. Percepatan pembangunan ini saya harapkan bisa nanti difinalkan didiskusikan dengan pimpinan parpol. Dan seandainya tercapai kesesuaian dan kecocokan maka keputusan final akan segera diambil langkah ke depan," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto membenarkan apabila nama Sandiaga Uno dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, masuk ke dalam 10 kandidat calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo.

Diketahui, Ganjar sudah resmi diusung sebagai bakal capres PDI-P sejak 21 April lalu.

Baca juga: Ditolak Demokrat Jadi Cawapres Anies, Sandiaga Uno Disebut Punya Hubungan Baik dengan AHY

Adapun kabar dua nama itu masuk ke dalam bursa bakal cawapres sebelumnya disampaikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.

"Ya, dari Mbak Puan, masak salah," kata Hasto saat dikonfirmasi di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Sementara itu, Sandiaga Uno sebelumnya juga melempar sinyal bahwa dirinya ingin bergabung dengan PKS usai pamit dari Partai Gerindra.

Sandiaga menyatakan, dirinya ingin kembali berjuang bersama dengan PKS.

"Rasanya kepengin saya berjuang kembali bersama teman-teman PKS," ujar Sandiaga, seperti dikutip dari Kompas TV, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Daftar Cawapres Usulan Musra: Mahfud MD, Sandiaga Uno hingga Ridwan Kamil

Sandiaga mengaku sudah berjuang berkali-kali bersama PKS di dunia politik. Menurut dia, PKS sudah terbukti selalu berjuang dengan hati.

Namun, sejauh ini, Sandiaga Uno sebenarnya lebih dekat kepada PPP.

Sandiaga juga banyak mengikuti kegiatan-kegiatan PPP, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah.

PPP bahkan telah blak-blakan mengatakan bahwa mereka sangat berharap Sandiaga Uno bergabung.

Baca juga: Soal Kapan Sandiaga Bergabung, Waketum PPP: Dia Jawab Sabar Bro...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com