Dari pemanggilan ini, Gibran mengaku akan tegak lurus mengikuti arahan Megawati.
"Sekali lagi saya sebagai kader PDI-P, sebagai kader muda, saya akan tetap tegak lurus sesuai arahan Ibu Ketum. Terima kasih," tutur putra sulung Presiden Joko Widodo ini.
Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai PDI-P tak nyaman dengan dukungan Relawan Jokowi-Gibran terhadap Prabowo.
Adi juga menilai bahwa pertemuan antara Gibran dan Prabowo pada dasarnya merupakan perjumpaan biasa.
Akan tetapi, momentum tersebut menjadi ramai karena diwarnai sikap dukungan Relawan Jokowi-Gibran terhadap Prabowo.
Hal ini yang kemudian dinilai menjadi latar belakang DPP PDI-P memanggil Gibran untuk mengonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi dalam pertemuan tersebut.
"Kalau kemudian ada penyambutan luar biasa dari relawan tentu membuat PDI-P tidak nyaman, mungkin PDI-P hanya sekadar ingin mengonfirmasi," kata Adi dalam Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin.
"Apakah keramaian ini sebagai bentuk dukungan politik atau hanya sebatas silaturahmi politik biasa. Itu yang sepertinya membuat kenapa hari ini Gibran dipanggil ke Jakarta," sambung Adi.
Di sisi lain, Adi menilai bahwa relasi hubungan antara PDI-P dan Gerindra saat ini tengah mesra-mesranya.
Sebab, kedua partai menjadi barisan terdepan dalam mendukung pemerintahan Jokowi.
Akan tetapi, lebih lanjut Adi menuturkan, hubungan harmonis kedua partai akan menjadi tidak rileks ketika berhadapan dengan kepentingan politik.
"Bagi PDI-P, kalau Gibran kakinya ada di PDI-P, kalau Jokowi kakinya di PDI-P, tentu relawan arahnya kepada calon yang secara definitif dideklarasikan oleh PDI-P, namanya Ganjar Pranowo," terang dia.
(Penulis: Nicholas Ryan Aditya | Editor: Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.