Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Bertemu Prabowo, Gibran Diingatkan soal Dansa Politik dan Manuver Jelang Pilpres

Kompas.com - 22/05/2023, 17:54 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memenuhi panggilan DPP PDI Perjuangan (PDI-P) di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Pemanggilan ini imbas pertemuan empat mata antara Gibran dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Angkringan Omah Semar, Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/05/2023) malam.

Pertemuan tersebut dinilai kental dengan nuansa politik. Sebab, usai pertemuan, Relawan Jokowi-Gibran menyatakan sikap politiknya dengan mendukung Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal inilah yang akhirnya membuat PDI-P mengambil sikap dengan memanggil putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Dansa politik

Ketika tiba di kantor DPP PDI-P, Gibran langsung menemui Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun.

Usai pertemuan berlangsung, Hasto mengingatkan agar tidak ada kader PDI-P yang melakukan manuver politik di luar keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Selain itu, Hasto meminta kader harus tegak lurus dengan arahan Megawati dan tidak ada yang melakukan dansa politik tertentu.

"Jadi tadi memang banyak ya nasihat-nasihat dari Ibu Megawati Soekarnoputri yang disampaikan melalui saya, ya termasuk bagaimana di dalam pemilu ini banyak yang melakukan dansa-dansa politik, sehingga kita harus kokoh," kata Hasto, Senin.

Baca juga: Hasto Ingatkan Pesan Megawati ke Gibran: Banyak yang Dansa Politik

Salah satu pesan Megawati yang harus dilakukan, ungkap Hasto, memenangkan Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Adapun Ganjar resmi diusung partai berlambang banteng itu sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada 21 April 2023.

"Semuanya wajib bergerak serentak turun ke bawah dan kemudian untuk memenangkan Pemilu 2024, baik Pemilu Presiden dengan Pak Ganjar sebagai calon presiden maupun Pemilu Legislatif," ujar dia.

Tak disanksi

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tegah), dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun (kanan) memberikan keterangan pers di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023). Pemanggilan terkait pertemuan Gibran dan Prabowo Subianto di Solo.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (tegah), dan Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun (kanan) memberikan keterangan pers di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023). Pemanggilan terkait pertemuan Gibran dan Prabowo Subianto di Solo.
Hasto mengatakan bahwa PDI-P tak menjatuhkan sanksi kepada Gibran. Gibran disebut hanya diberikan nasihat oleh para senior partai terkait masalah pertemuannya dengan Prabowo.

"Sudah diberikan nasihat-nasihat, kita ini kan partai gotong royong, partai musyawarah," kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Hasto mengungkapkan, nasihat itu diberikan lantaran Gibran adalah kader muda PDI-P yang masih perlu bimbingan dari para senior.

Akan tetapi, hal itu akan berbeda ketika dilakukan oleh kader senior PDI-P yang berbeda sikap dengan Megawati.

Baca juga: DPP PDI-P Tak Beri Sanksi untuk Gibran soal Pertemuan dengan Prabowo

DPP PDI-P pun dipastikan bisa saja memberikan sanksi kepada mereka yang berbeda sikap dengan Megawati.

"Kalau sudah senior partai, kemudian tidak memahami perintah Ibu Ketua Umum, kebijakan partai, itu lain persoalan," katanya.

Di sisi lain, Hasto menilai wajar Gibran menerima tamu-tamu dari luar daerah, termasuk Prabowo. Hal ini lantaran tugasnya sebagai Wali Kota Solo yang tak menutup kemungkinan didatangi berbagai tokoh.

Apalagi, Gibran adalah putra Jokowi, maka semakin besar peluang untuk didatangi tokoh.

"Sehingga banyak yang kemudian mencoba menggunakan posisi itu sebagai cara di dalam mereverage di dalam kepentingan kepentingan politiknya, dan ketika saya cerita ke ibu (Megawati) dan ibu memahami berbagai dinamika politik seperti itu," ujar Hasto.

Gula dan semut

Sementara itu, Komarudin juga mengingatkan agar Gibran berhati-hati dalam menjalankan tugas dan menjalin pertemanan.

Ia pun mengibaratkan Gibran layaknya gula yang manis sehingga akan banyak semut yang sengaja datang ke Solo untuk menemuinya.

"Jadi kita tadi menyampaikan nasihat panjang lebar. Saya sampaikan bahwa Anda ini seperti gula dengan semut. Beliau posisinya seperti gula yang (kedatangan) semut dari mana-mana," kata Komarudin.

Baca juga: Beri Pesan ke Gibran, PDI-P: Anda Ini seperti Gula, Didatangi Semut dari Mana-mana

Menurut dia, PDI-P tak melarang bila akhirnya banyak "semut" yang akan berdatangan ke Gibran.

Hanya saja, ia menegaskan, Gibran perlu memilih mana semut yang baik dan mana semut yang berpotensi menjerumuskan.

"Tinggal menjaga semut mana yang baik dan semut mana yang menjerumuskan. Itu pesan singkat sebagai nasihat tadi," jelasnya.

Tegak lurus

Calon Presiden (Capres) dari Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, bertemu empat mata dengan Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, di Kota Solo, pada Jumat (19/5/2023).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Calon Presiden (Capres) dari Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, bertemu empat mata dengan Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, di Kota Solo, pada Jumat (19/5/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Gibran mengaku sudah menjelaskan kepada Hasto dan Komarudin terkait pertemuannya dengan Prabowo.

"Saya sudah menjelaskan kronologi dari A-Z terkait pertemuan kemarin dan alhamdulillah beliau-beliau dapat memahami itu," kata Gibran.

Namun, Gibran enggan mengungkap apa saja hal yang disampaikan kepada Hasto dan Komarudin di dalam pertemuan hari ini.

Baca juga: Akui Sudah Jelaskan ke PDI-P Soal Pertemuannya dengan Prabowo, Gibran: Tegak Lurus Arahan Ibu Ketum

Ia hanya menyampaikan terima kasih karena sudah dipanggil ke kantor DPP PDI-P sekaligus mendapatkan masukan dan nasihat.

Dari pemanggilan ini, Gibran mengaku akan tegak lurus mengikuti arahan Megawati.

"Sekali lagi saya sebagai kader PDI-P, sebagai kader muda, saya akan tetap tegak lurus sesuai arahan Ibu Ketum. Terima kasih," tutur putra sulung Presiden Joko Widodo ini.

Tak nyaman

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai PDI-P tak nyaman dengan dukungan Relawan Jokowi-Gibran terhadap Prabowo.

Adi juga menilai bahwa pertemuan antara Gibran dan Prabowo pada dasarnya merupakan perjumpaan biasa.

Akan tetapi, momentum tersebut menjadi ramai karena diwarnai sikap dukungan Relawan Jokowi-Gibran terhadap Prabowo.

Hal ini yang kemudian dinilai menjadi latar belakang DPP PDI-P memanggil Gibran untuk mengonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi dalam pertemuan tersebut.

"Kalau kemudian ada penyambutan luar biasa dari relawan tentu membuat PDI-P tidak nyaman, mungkin PDI-P hanya sekadar ingin mengonfirmasi," kata Adi dalam Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin.

"Apakah keramaian ini sebagai bentuk dukungan politik atau hanya sebatas silaturahmi politik biasa. Itu yang sepertinya membuat kenapa hari ini Gibran dipanggil ke Jakarta," sambung Adi.

Di sisi lain, Adi menilai bahwa relasi hubungan antara PDI-P dan Gerindra saat ini tengah mesra-mesranya.

Sebab, kedua partai menjadi barisan terdepan dalam mendukung pemerintahan Jokowi.

Akan tetapi, lebih lanjut Adi menuturkan, hubungan harmonis kedua partai akan menjadi tidak rileks ketika berhadapan dengan kepentingan politik.

"Bagi PDI-P, kalau Gibran kakinya ada di PDI-P, kalau Jokowi kakinya di PDI-P, tentu relawan arahnya kepada calon yang secara definitif dideklarasikan oleh PDI-P, namanya Ganjar Pranowo," terang dia.

(Penulis: Nicholas Ryan Aditya | Editor: Dani Prabowo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com