Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Jejak Boedi Oetomo dalam Menumbuhkan Kebangkitan Nasional

Kompas.com - 20/05/2023, 09:33 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 20 Mei menjadi hari spesial bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal itu, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional erat kaitannya dengan keberadaan organisasi Boedi Oetomo yang pada 1908 mulai menyadarkan pentingnya persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dalam entitas sebuah bangsa.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 20 Mei 2017, HM Nasruddin Anshoriy Ch dan dr. Djunaidi Tjakrawerdaya dalam bukunya berjudul 'Rekam Jejak Dokter Pejuang dan Pelopor Kebangkitan Nasional', menyebut 20 Mei 1908 sebagai hari lahirnya organisasi modern pertama di Tanah Air.

Boedi Oetomo menjadi cikal bakal tumbuhnya nasionalisme Indonesia yang membakar seluruh jiwa rakyat untuk mencapai kemerdekaan.

Kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan secara jelas tercantum dalam anggaran dasar Boedi Oetomo, walaupun masih terbatas untuk masyarakat Jawa dan Madura.

Pasal 2 anggaran dasar menyatakan bahwa Boedi Oetomo bertujuan untuk menggalang kerja sama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis.

Hal itu kembali ditegaskan oleh Sekretaris I Soewarno melalui surat edaran tentang berdirinya Boedi Oetomo.

Soewarno menulis bahwa tujuan Boedi Oetomo adalah mengusahakan persatuan kaum bumiputra yang bersifat umum dan sebagai pelopor untuk mewujudkan pendidikan bagi seluruh rakyat.

Saat itu, Soewarno berharap persatuan antara orang-orang Jawa menjadi permulaan sebuah persaudaran nasional yang tidak membedakan suku dan kepercayaan.

"Tujuan Boedi Oetomo adalah mengusahakan persatuan kaum bumiputra yang sedapat mungkin bersifat umum, sehingga akhirnya akan tercapai terbentuknya suatu persatuan orang Jawa pada umumnya, dengan Boedi Oetomo sebagai pelopor yang tugas utamanya adalah merancang cara-cara yang tepat untuk mencapai terwujudnya suatu pendidikan yang serasi bagi negara dan rakyat Hindia Belanda," tulis Soewarno.

"Tetapi selain dari itu kita berusaha agar persatuan ini menjadi umum sifatnya yang dapat dikatakan merupakan suatu persaudaraan nasional yang tidak membedakan kesukuan, mazhab atau pun kepercayaan," tambahnya.

Meskipun Boedi Oetomo bukan merupakan organisasi pribumi yang pertama, namun kelahirannya cukup menggemparkan.

Baca juga: Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Diawali Semangat Pelajar Stovia

Menurut Manuel Kaisiepo, dalam tulisannya berjudul 'Dari Kebangkitan Jawa ke Kebangkitan Nasional, tokoh pencetus politik etis Mr. C. Th. van Deventer memberikan komentar dalam majalah De Gidds, beberapa saat setelah pengumuman kelahiran Boedi Oetomo.

Van Deventer menyebut berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah keajaiban. Het wonder is geschied, insulinde, de schoone slaapeter, is ontwaakt, yang artinya suatu keajaiban telah terjadi, Insulinde, putri cantik yang tidur itu, telah bangkit.

Manuel pun berasumsi komentar yang ditulis oleh van Deventer itu memberikan ide untuk memperingati tanggal berdirinya Boedi Oetomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

"Barangkali, bermula dari istilah ontwaakt (bangkit) yang disampaikan van Deventer itu, kelak hari kelahiran Boedi Oetomo diresmikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional," kata Manuel.

Awal kebangkitan nasionalisme

Bangunan penuh ornamen detail serta jendela kayu berukuran besar menjadi ciri khas SMA 1 Boedi Oetomo, Jakarta Pusat. Bangunan cagar budaya tersebut tetap dipertahankan keasliannya sejak masa kolonial Belanda tahun 1889 hingga kini. 
KOMPAS/RADITYA HELABUMI Bangunan penuh ornamen detail serta jendela kayu berukuran besar menjadi ciri khas SMA 1 Boedi Oetomo, Jakarta Pusat. Bangunan cagar budaya tersebut tetap dipertahankan keasliannya sejak masa kolonial Belanda tahun 1889 hingga kini.
Manuel menilai, pendirian Boedi Oetomo oleh Wahidin Soedirohoesodo dan Soetomo merupakan awal dari proses bangkitnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia.

Bermula dari embrio yang bersifat kultural, nasionalisme rakyat Indonesia berlahan mulai berkembang dan terwujud dalam pembentukan berbagai organisasi setelah Boedi Oetomo.

Tercatat ada beberapa organisasi dan partai politik lahir setelah kemunculan Boedi Oetomo.

Boedi Oetomo seakan menjadi pemicu kesadaran para tokoh pergerakan nasional untuk mulai berjuang dengan cara berorganisasi.

"Membicarakan kembali peran Wahidin dan Soetomo berarti membicarakan kembali suatu proses panjang kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia. Proses itu semakin memperlihatkan bentuk nasionalisme yang nyata dalam wujud Perhimpunan Indonesia (PI) dan partai-partai politk yang menyusulnya, di antaranya Parindra," tuturnya.

Presiden pertama RI Sukarno dalam setiap pidatonya pada peringatan hari Kebangkitan Nasional selalu menegaskan bahwa Boedi Oetomo merupakan awal kesadaran bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan dengan jalan berorganisasi.

Saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1952, Presiden Soekarno mengatakan, berdirinya Boedi Oetomo menjadi satu penanda bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.

"Kita bangsa Indonesia buat pertama-pertama kali mulai lamat-lamat menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan itu," kata Soekarno.

Baca juga: Sejarah, Tema, dan Link Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2023

Menurut Soekarno, para pendiri Boedi Oetomo kala itu telah memberikan ide untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Pemerintah Kolonial Belanda dengan cara baru, yakni melalui perserikatan, perhimpunan politik dan persatuan.

"Pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu 'idee', satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan," ucap Soekarno.

Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1959, Soekarno menyebut Boedi Oetomo sebagai alat perjuangan modern yang menjadi pemicu pergerakan kemerdekaan nasional.

Bangsa Indonesia, kata Soekarno, mulai membangun dan melanjutkan perjuangannya untuk mencapai kembali kemerdekaannya, dengan organisasi rakyat yang modern.

Soekarno menuturkan, tidak dipungkiri Boedi Oetomo berperan dalam mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

"Oleh karena itu, tanggal 20 Mei 1908 adalah penting sekali dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa kita," ujar Sang Proklamator.

(Penulis: Kristian Erdianto | Editor: Sandro Gatra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK: Pembelaan SYL Sebut Lakukan Instruksi Presiden, Tak Dapat Dibuktikan

Jaksa KPK: Pembelaan SYL Sebut Lakukan Instruksi Presiden, Tak Dapat Dibuktikan

Nasional
Kongres III Nasdem Turut Bahas Calon Ketum

Kongres III Nasdem Turut Bahas Calon Ketum

Nasional
Jaksa KPK: Bantahan SYL Bertentangan dengan Alat Bukti di Persidangan

Jaksa KPK: Bantahan SYL Bertentangan dengan Alat Bukti di Persidangan

Nasional
Jokowi Minta BPKP Audit Tata Kelola PDN Usai Diretas 'Hacker'

Jokowi Minta BPKP Audit Tata Kelola PDN Usai Diretas "Hacker"

Nasional
Ketimbang RK, Gerindra Lebih Dorong Kadernya Maju Pilkada Jabar 2024

Ketimbang RK, Gerindra Lebih Dorong Kadernya Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Hadapi Bonus Demografi pada 2030, Kemenkominfo Ajak Anak Muda Papua Jadi Pengusaha

Hadapi Bonus Demografi pada 2030, Kemenkominfo Ajak Anak Muda Papua Jadi Pengusaha

Nasional
KPK Periksa Terpidana Mardani Maming dan Yoory Corneles Jadi Saksi Pungli di Rutan

KPK Periksa Terpidana Mardani Maming dan Yoory Corneles Jadi Saksi Pungli di Rutan

Nasional
Undang Jokowi Buka Kongres III, Nasdem: Kita Setia, meski Diusir

Undang Jokowi Buka Kongres III, Nasdem: Kita Setia, meski Diusir

Nasional
Bertemu Mendagri Tito, Menpan-RB Apresiasi Capaian Reformasi Birokrasi Kemendagri

Bertemu Mendagri Tito, Menpan-RB Apresiasi Capaian Reformasi Birokrasi Kemendagri

Nasional
Soal Pengusungan Anies-Sohibul, PKB Ingatkan PKS Jangan 'Bypass'

Soal Pengusungan Anies-Sohibul, PKB Ingatkan PKS Jangan "Bypass"

Nasional
Jaksa KPK: Surat Tuntutan SYL dkk Setebal 1.576 Halaman

Jaksa KPK: Surat Tuntutan SYL dkk Setebal 1.576 Halaman

Nasional
Zulhas Disebut Akan Dipilih Secara Aklmasi untuk Kembali Pimpin PAN

Zulhas Disebut Akan Dipilih Secara Aklmasi untuk Kembali Pimpin PAN

Nasional
MPR RI Pastikan Amendemen UUD 1945 Tidak Bisa Dilakukan Periode Ini

MPR RI Pastikan Amendemen UUD 1945 Tidak Bisa Dilakukan Periode Ini

Nasional
Pegawai Kemenkominfo yang Kedapatan Main Judi Online Terancam Dipecat

Pegawai Kemenkominfo yang Kedapatan Main Judi Online Terancam Dipecat

Nasional
Menkominfo, Kepala BSSN, dan Sejumlah Menteri Lain Dipanggil Jokowi, Bahas Peretasan PDN

Menkominfo, Kepala BSSN, dan Sejumlah Menteri Lain Dipanggil Jokowi, Bahas Peretasan PDN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com